Musirawas, (ANTARA Sumsel) - Pemerintah Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, mulai 2015 mengembangkan tanaman karet organik karena produksinya lebih tinggi dari karet unggul yang ditanam petani sekarang ini.
Selain itu pengelolaannya juga lebih mudah karena akan menggunakan pupuk yang bahan bakunya ada di sekitar lingkungan masyarakat setempat, kata Kepala Dinas Perkebunan Musirawas Randani, Kamis.
Ia mengatakan untuk budi daya karet organik tersebut akan dilakukan secara berkelanjutan dengan memanfaatkan bahan pupuk yang ada di sekitar lokasi areal kebun tesebut.
Bahan pupuk tanpa kimia itu banyak terdapat disekitar masyarakat antara lain kotoran hewan, air kencing manusia (Urine) dan kelinci, air beras, air kelapa serta buah maja.
Kalau selama ini petani mengelola karetnya menggunakan pupuk kimia dan memakan modal cukup besar karena harga pupuk di pasarn terus naik.
Namun dengan membuat pupuk organik karet hampir tidak ada dana, meskipun ada jumlah yang sangat kecil dan terjangkau oleh petani ekonomi lemah.
Sebelum mengembangkan tanaman karet organik tersebut, pihaknya akan melakukan pelatihan terhadap petani mengenai cara membuat pupuk organik dan akan mendatangkan ahlinya.
Selai itu petani dalam masing-masing kelompok akan diadakan studi banding ke daerah yang lebih dulu menggunakan tanaman karet organik.
Saat ini dinas perkebunan telah menjalin kerja sama dengan perusahaan besar daerah itu untuk melakukan pelatihan terhadap kelompok tani yang akan dijadikan percontohan petani karet organik.
Kelompok tani yang akan dibina perusahaan besar itu antara lain di Desa Sungai Bunut, Sungai Naik, Palawe, Pengkalan Tarum Lama dan Baru.
Selain itu Desa Yudha Karya Bhakti, Air Beliti, Ciptodadi, Muara Rengas, serta diikuti pembinaan kelompok tani Desa lainnya.
Pada masing-masing desa itu akan dibuat kebun percontohan tanam karet organik antara 250 hektare-350 hektare, setelah itu berhasil akan diperluas lagi, ujarnya.
Kepala Bidang Produksi Dinas Perkebunan Musirawas Eman Suherman mengatakan keuntungan petani menanam karet organik antara lain meningkatkan produksi dan tidak mengalami trek atau gugur daun.
Selain itu kualitas yang dihasilkan karet organik sangat baik karena dapat menghindari bakteri pengurai dan trilkodermak untuk menghindari jamur putih terhadap akar karet.
Untuk pemupukan hanya dilakukan satu kali dalam sepuluh hari, sedangkan getahnya lebih banyak bila dibandingkan dengan tanaman karet sekarang ini.
Hal itu sudah dibuktikan oleh beberapa petani yang telah mencoba menanam karet organik tiga tahun silam, sekarang produksi mereka makin normal meskipun pada musim kemarau, ujarnya.
Berita Terkait
BPSIP Sumsel gelar pelatihan kapasitas standar pertanian di OKU Timur
Kamis, 29 Februari 2024 9:47 Wib
Distan OKU Timur lakukan gerakan pengendalian hama tanaman padi
Kamis, 22 Februari 2024 16:47 Wib
Fakultas Pertanian Unsri sosialisasi pengendalian hama tanaman semusim
Selasa, 13 Februari 2024 21:26 Wib
Kementan antisipasi ganoderma pada tanaman sawit
Rabu, 31 Januari 2024 13:41 Wib
Kader PKK OKU Timur peroleh pelatihan budi daya tanaman hidroponik
Jumat, 8 Desember 2023 6:24 Wib
BRIN: Tanaman mangrove mampu menyerap emisi karbon
Kamis, 9 November 2023 10:20 Wib
Rumah burung hantu bantu pengendalian hama tikus di OKU Timur
Kamis, 2 November 2023 19:46 Wib
Kisah sukses Zailani dan Bukit Asam bidudaya tanaman berbasis otomasi
Jumat, 27 Oktober 2023 20:03 Wib