Pelemahan rupiah tak pengaruhi pembangunan rumah murah

id pelemahan rupiah, rupah, melemah, tak pengaruhi pembangunan rumah murah, rumah murah, mbr

Pelemahan rupiah tak pengaruhi pembangunan rumah murah

Pekerja sedang membangun rumah. (FOTO ANTARA)

...Memang terjadi kelesuan ekonomi akibat turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, namun khusus untuk pembangunan perumahan dampaknya hanya terasa untuk perumahan kelas menengah ke atas...
Temanggung (ANTARA Sumsel) - Dirjen Penyediaan Rumah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Syarif Burhanudin mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akhir-akhir ini tidak berpengaruh terhadap pembangunan rumah murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
       
Syarif Burhanudin di Temanggung, Rabu, mengatakan memang terjadi kelesuan ekonomi akibat turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, namun khusus untuk pembangunan perumahan dampaknya hanya terasa untuk perumahan kelas menengah ke atas, sedangkan untuk perumahan kelas menengah ke bawah tidak terpengaruh karena harganya tetap dipertahankan pemerintah.
        
Ia menuturkan rumah kelas menengah ke atas memang ada penurunan sekitar 30 hingga 40 persen, tetapi untuk perumahan menengah ke bawah  tidak berpengaruh, justru lebih besar.
        
Dibanding tahun lalu, katanya pembangunan perumahan untuk warga berpenghasilan rendah justru tahun ini lebih besar, tahun lalu anggaran subsidi pembiayaan perumahan dari anggaran pendapatan dan belanja negara hanya sebesar Rp4 triliun, untuk tahun ini hingga bulan juli saja sudah mencapai Rp5,1  triliun.
        
"Pada Juli saja dana Rp5,1 triliun sudah habis, hal ini mengindikasikan masyarakat begitu cepat  membangun rumah dengan dana subsidi tersebut, saat ini pemerintah tengah menyiapkan  dana tambahan  yang  bersumber dari  subsidi  bunga sekitar Rp700 miliar untuk sekitar 200 rumah," katanya.  
   
Ia mengatakan yang perlu diperhatikan dalam kondisi kelesuan ekonomi  seperti saat ini  adalah kemampuan daya beli masyarakat, tidak bisa membeli rumah atau  menjadikan rumah  sebagai investasi .
        
"Oleh karena itu  pemerintah harus mengintervensi untuk memudahkan masyarakat membeli rumah, salah satunya dengan cara  mengurangi  uang muka dari lima menjadi satu  persen, bunga cicilan juga diturunkan dari 7,2 menjadi lima persen. Jangka waktu cicilan juga dipanjangkan dari semula 15 tahun menjadi 20 tahun," katanya.