Produksi PDAM Lubuklinggau turun akibat kemarau

id pdam, produksi air turun

Produksi PDAM Lubuklinggau turun akibat kemarau

Instalasi pengelolaan air PDAM (Foto Antarasumsel.com/15/Nila Fuadi/Aw)

Lubuklinggau (ANTARA Sumsel) - Produksi air bersih Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Bukit Sulap, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, menurun dari 200 menjadi 150 liter per detik akibat kemarau yang melanda daerah itu selama beberapa bulan terakhir.

"Akibat penurunan tersebut Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bukit Sulap mengalami kerugian sekitar Rp250 juta dari target Rp1 miliar," kata Direktur PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau Sofian Narta di Lubuklingau, Minggu.

Ia mengatakan berkurangnya produksi PDAM itu karena tiga sumber air, yaitu Sungai Kelinggi, Kassiee, dan Apur, Bengkulu debit airnya turun drastis.

Dampak lainnya, katanya, pelanggan terus mengeluhkan kekurangan air, karena mereka harus digilir untuk mendapatkan air bersih.

Bila tidak dilakukan sistem bergilir, katanya, ribuan pelanggan tidak akan terlayani dengan produksi yang ada sekarang ini.

"Kami mengimbau kepada pelanggan PDAM agar berhemat menggunakan air bersih karena dikhawatirkan kemarau masih terus berlangsung," katanya.

Meskipun sudah turun hujan, katanya, debit air sungai belum bertambah bahkan berkurang, dengan demikian perlu diantisipasi dengan menghemat pemakaian air.

Kabag Teknik PDAM Lubuklinggau Hadi Purwanto menjelaskan untuk mengantisipasi kekurangan pasokan air terhadap pelanggan dilakukan sistem bergiliran di setiap daerah.

Untuk daerah kota, katanya, penyaluran air bersih mulai pagi sampai dengan pukul 16.00 WIB, sedangkan daerah dengan kultur tanah lebih tinggi disalurkan dari pukul 16.00-24.00 WIB.

Ia mengaku terjadinya keluhan dari pelanggan terhadap PDAM karena penerapan sistem bergilir tersebut.

"Kami harus kerja ekstra siang dan malam demi pelayanan kepada masyarakat," katanya.