Rusminah srikandi pejuang tinggal di panti jompo

id rusminah, srikandi pejuang wanita sumsel

Rusminah srikandi pejuang tinggal di panti jompo

Rusmihan srikandi pejuang kemerdekaan wanita Sumatera Selatan kini tinggal di panti jompo (Foto: antarasumsel.com/ Evan Ervani/15)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Rusminah adalah salah satu srikandi pejuang wanita Sumatera Selatan, harus menghabiskan masa senjanya menjadi penghuni Panti Jompo tanpa keluarga karena telah lama pergi mendahuluinya untuk selama-lamanya.

Menjelang HUT ke-70 RI tahun ini, patut dikenang kembali bahwa wanita renta berusia 98 tahun tersebut di masa penjajahan juga ikut berjuang mengusir penjajah kolonial Belanda pada masa perang lima hari lima malam di Kota Palembang.

Rusminah yang akrab disapa Embah oleh teman sejawatnya maupun pengurus panti ini, dulunya merupakan salah satu pejuang wanita yang ikut turun ke medan perang memperebutkan Kemerdekaan RI dan juga mengusir penjajah kolonial Belanda dari bumi Sriwijaya pada masa perang lima hari lima malam di Kota Palembang.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Panti Tresna Werda Dinas Sosial Sumsel, Edayati di Palembang, Kamis mengatakan, Rusminah, kini tak segagah saat ia memegang senapan di medan laga mengusir penjajah.

Pada usianya yang memasuki 98 tahun menghabiskan sisa masa senjanya menjadi salah satu penghuni Panti Jompo Palembang di bawah tanggung jawab Dinas Sosial Sumatera Selatan.

Sementara, kegemarannya bernyanyi, membaca koran untuk mencari informasi dan juga setiap hari memanfaatkan waktu luang membersihkan ruangan kamarnya.

Menurut Kepala UPTD Panti Tresna Werda, Edayati, membersihkan ruangan kamar tersebut sudah menjadi rutinitas dikerjakan bersama teman-teman senasibnya di panti.

Di samping itu, kata dia, nenek renta ini terus menjalankan ibadah dan memanjatkan doa kepada Allah SWT agar diberikan kesehatan dan kekuatan untuk selalu mengingat Sang Pencipta.

Sementara, menurut pengakuan Risminah, semasa ikut berperang mungkin sudah menembak Belanda ada 15 orang dan mungkin lebih.

"Jadi pada saat itu bersama teman-teman seperjuangan bercerita bahwa dia akan naik pangkat, tapi saat itu ada peluru nyasar mengenai dada kanannya dan harus merelakan kehilangan payudara dan yang lainnya meninggal, karena pelurunya tertembak di kepala," kenang Veteran wanita renta ini.

Lebih lanjut Edayati menjelaskan, dalam pembinaan di panti, Embah Rusminah sering dikunjungi kadang diajak oleh persatuan Veteran ke sekolah-sekolah dan barusan pada 12 Agustus kemarin diajak oleh pemerintah Provinsi Sumsel untuk membagi pengalaman kepada masyarakat dan anak-anak sekolah.

Kini Embah Rusmihan sang pejuang wanita bersama teman-teman seusianya menghabiskan hari tua setiap menjelang sore selalu berkumpul berbagi cerita dan pengalaman.

Para penghuni panti inilah yang telah menjadi bagian dari keluarga dan kehidupan Rusminah sejak ditinggal suaminya telah lama pergi untuk selama-lamanya di hadapan Sang Pencipta.