Palembang (ANTARA Sumsel) - Rusminah adalah salah satu srikandi
pejuang wanita Sumatera Selatan, harus menghabiskan masa senjanya
menjadi penghuni Panti Jompo tanpa keluarga karena telah lama pergi
mendahuluinya untuk selama-lamanya.
Menjelang HUT ke-70 RI tahun ini, patut dikenang kembali bahwa
wanita renta berusia 98 tahun tersebut di masa penjajahan juga ikut
berjuang mengusir penjajah kolonial Belanda pada masa perang lima hari
lima malam di Kota Palembang.
Rusminah yang akrab disapa Embah oleh teman sejawatnya maupun
pengurus panti ini, dulunya merupakan salah satu pejuang wanita yang
ikut turun ke medan perang memperebutkan Kemerdekaan RI dan juga
mengusir penjajah kolonial Belanda dari bumi Sriwijaya pada masa perang
lima hari lima malam di Kota Palembang.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Panti Tresna Werda Dinas
Sosial Sumsel, Edayati di Palembang, Kamis mengatakan, Rusminah, kini
tak segagah saat ia memegang senapan di medan laga mengusir penjajah.
Pada usianya yang memasuki 98 tahun menghabiskan sisa masa senjanya
menjadi salah satu penghuni Panti Jompo Palembang di bawah tanggung
jawab Dinas Sosial Sumatera Selatan.
Sementara, kegemarannya bernyanyi, membaca koran untuk mencari
informasi dan juga setiap hari memanfaatkan waktu luang membersihkan
ruangan kamarnya.
Menurut Kepala UPTD Panti Tresna Werda, Edayati, membersihkan
ruangan kamar tersebut sudah menjadi rutinitas dikerjakan bersama
teman-teman senasibnya di panti.
Di samping itu, kata dia, nenek renta ini terus menjalankan ibadah
dan memanjatkan doa kepada Allah SWT agar diberikan kesehatan dan
kekuatan untuk selalu mengingat Sang Pencipta.
Sementara, menurut pengakuan Risminah, semasa ikut berperang mungkin sudah menembak Belanda ada 15 orang dan mungkin lebih.
"Jadi pada saat itu bersama teman-teman seperjuangan bercerita
bahwa dia akan naik pangkat, tapi saat itu ada peluru nyasar mengenai
dada kanannya dan harus merelakan kehilangan payudara dan yang lainnya
meninggal, karena pelurunya tertembak di kepala," kenang Veteran wanita
renta ini.
Lebih lanjut Edayati menjelaskan, dalam pembinaan di panti, Embah
Rusminah sering dikunjungi kadang diajak oleh persatuan Veteran ke
sekolah-sekolah dan barusan pada 12 Agustus kemarin diajak oleh
pemerintah Provinsi Sumsel untuk membagi pengalaman kepada masyarakat
dan anak-anak sekolah.
Kini Embah Rusmihan sang pejuang wanita bersama teman-teman
seusianya menghabiskan hari tua setiap menjelang sore selalu berkumpul
berbagi cerita dan pengalaman.
Para penghuni panti inilah yang telah menjadi bagian dari keluarga
dan kehidupan Rusminah sejak ditinggal suaminya telah lama pergi untuk
selama-lamanya di hadapan Sang Pencipta.
Berita Terkait
Srikandi BUMN: Wacana mengubah BUMN jadi koperasi kecewakan perempuan
Selasa, 6 Februari 2024 10:37 Wib
Ogan Komering Ulu proyeksi integrasi OPD dalam satu layanan aplikasi
Selasa, 9 Januari 2024 11:45 Wib
Musi Rawas wujudkan birokrasi profesional berbasis teknologi
Jumat, 1 Desember 2023 20:40 Wib
Pemkab OKU Selatan wujudkan kearsipan berbasis elektronik
Jumat, 29 September 2023 20:42 Wib
Srikandi BUMN ajak mahasiswa Unsoed sigap hadapi perubahan teknologi
Selasa, 22 Agustus 2023 16:43 Wib
Srikandi BUMN bidik perguruan tinggi naikkan keterwakilan perempuan
Selasa, 15 Agustus 2023 19:24 Wib
Srikandi BUMN ajak mahasiswa Unsri jadi talenta digital di BUMN
Selasa, 15 Agustus 2023 19:06 Wib
Semua desa di Bayung Lencir 100 persen gunakan aplikasi Srikandi
Sabtu, 22 Juli 2023 10:51 Wib