BEI salurkan CSR ke Sman 5 Palembang

id pt bei, bursa efek indonesia, csr, sekolah menengah umum, sman 5 palembang, smu

BEI salurkan CSR ke Sman 5 Palembang

Ilustrasi - siswa SMU(FOTO ANTARA)

Palembang, (ANTARA Sumsel) - PT Bursa Efek Indonesia menyalurkan dana tanggung jawab sosial perusahaan ke SMA Negeri 5 Palembang, dengan memberikan bantuan sarana dan prasarana perpustakaan sekolah.

Direktur Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) selaku anak perusahaan BEI, Wahyu Trenggono, di Palembang, Selasa, mengatakan, melalui bantuan CSR berupa uang senilai Rp10 juta dan ratusan buku ini, diharapkan dapat mendekatkan siswa dengan pasar modal.

"Pengetahuan masyarakat mengenai pasar modal terbilang masih sangat rendah dibandingkan jasa keuangan lain seperti perbankan. Karena itu, BEI menilai harus jemput bola yakni dengan mendatangi langsung masyarakat, dan saat ini target BEI adalah pelajar," kata Wahyu lagi.

Ia mengemukakan, para pelajar harus mendapatkan informasi dan pemahaman bahwa menggeluti bidang pasar modal merupakan salah satu pilihan karir yang tepat untuk saat ini dan masa mendatang.

"Di Indonesia, sangat sedikit sekali yang mau menapaki karir di pasar modal, mulai dari perencana keuangan, pialang atau lainnya. Padahal di negara-negara maju, justru berkarir di pasar modal merupakan suatu impian, seperti di Amerika Serikat yang menjadikan kawasan Wall Street sebagai lokasi bergengsi untuk bekerja," kata dia pula.

Menurutnya, BEI ingin memulai dari awal, yakni melalui pelajar di tingkat SMP dan SMA.

Langkah BEI ini seiring dengan kerja sama yang sudah dilakukan Otoritas Jasa Keuanga (OJK) dengan Kementerian Pendidikan untuk memasukkan mata pelajaran pengenalan industri jasa keuangan dalam kurikulum.

"Harapannya dengan edukasi secara terus menerus dan berkesimbungan, jika perlu hingga ke sekolah-sekolah yang ada di pelosok, maka negeri ini akan memiliki investor andal pasar modal pada masa mendatang," katanya.

Kepala SMAN 5 Palembang, Budiono Marihan mengatakan, hingga kini pelajaran terkait industri jasa keuangan belum spesifik mengarah pada pasar modal.

"Pada prinsipnya sekolah menunggu saja, jika sudah ada aturan dalam kurikulum akan dilaksanakan. Sementara ini, pemahaman yang diberikan kepada siswa seputar perbankan dan koperasi," ujar dia.

Berdasarkan survei Otoritas Jasa Keuangan 2013 diketahui penetrasi di Indonesia hanya 3,7 persen atau terendah jika dibandingkan lima produk jasa keuangan lainnya, yakni perbankan (21,8 persen), asuransi (17,08 persen), pegadaian (14,85 persen), pembiayaan (9,8 persen), dana pensiun (7,13 persen).