Harga buah sawit Sumatera Selatan turun

id buah sawit, harga buah sawit turun

Harga buah sawit Sumatera Selatan turun

Buah sawit (FOTO ANTARA)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Harga buah sawit dalam bentuk tandan buah segar di Sumatera Selatan, awal Agustus ini turun dari Rp1.400 menjadi Rp1.340 per kilogram.

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Sumatera Selatan Benyamin di Palembang, Selasa mengatakan harga jual buah sawit dalam bentuk tandan buah segar (TBS) di daerah tersebut sejak awal Agustus ini terjadi penurunan.

Dijelaskannya, turunnya harga buah sawit tersebut ditentukan dalam kesepakatan dalam rapat diadakan pihak Dinas Perkebunan bersama sejumlah pengusaha perkebunan kelapa sawit setempat yang diadakan dua kali setiap bulan.

Sementara, kata dia, pada rapat rutin itu hanya TBS saja yang mengalami penurunan, sedangkan harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) masih bertahan sama dengan kondisi dua pekan sebelumnya yakni Rp7.152 per kg.

Dikatakannya, memang sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang sudah menghasilkan CPO setiap kali rapat diundang untuk hadir guna menentukan harga jual komoditas tersebut.

Di Sumsel terdapat beberapa daerah penghasil CPO dengan usaha perkebunan kelapa sawit, antara lain Kabupaten Muaraenim, Lahat, Musibanyuasin, Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu, dan Musirawas dengan total luas areal mencapai lebih kurang 700.000 hektare.

Di samping itu juga ada perkebunan kelapa sawit yang skala kecil dengan luas antara dua hektare hingga 25 hektare.

Perkebunan kelapa sawit skala kecil tersebut dikelola sendiri oleh petani lokal, sehingga hasl panennya biasanya dijual ke perusahaan perkebunan yang sudah memiliki pabrik pengolahan CPO sendiri, kata Sukardi, petani pekebun kelapa sawit dari daerah Kabupaten Ogan Ilir ketika ditemui di Palembang beberapa hari lalu.

Menurut dia, para petani di Sumsel selain menekuni usaha perkebunan kelapa sawit, komoditas lainnya yang juga menjadi andalan adalan tanaman karet.

Hanya saja tanaman karet sejak dua tahun terakhir ini kurang menguntungkan, karena harga jual merosot yang semula mendekati Rp20 ribuan per kg, sekarang ini tidak lebih dari Rp6.000 per kg, katanya.