Musirawas Utara, (ANTARA Sumsel) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Musirawas Utara, Sumatera selatan menurunkan tim ke lapangan untuk memantau kelangkaan gas tiga kilogram di wilayah itu.
"Kita ingin mengetahui penyebab kelangkaan gas tiga kilogram, sehingga menjadi keluhan masyarakat pasca lebaran 1436 H," kata Kepala Dinas Perindutsrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Musirawas Utara Hj Purnamawati Siregar, Rabu.
Ia mengatakan setelah lebaran ini masyarakat mengeluhkan tingginya harga gas elpiji tiga kilogram pada tingkat pedagang penegcer, setelah diselidiki stok gas itu memang menipis.
Untuk harga gas tiga kilogram itu dijual pedagang Rp23.000 per tabung, sedangkan sebelum puasa harganya hanya Rp18.000 per tabung dan stok cukup banyak.
Gas tiga kilogram itu sudah menjadi kebutuhan masyarakat sehari-hari baik warga diibukota kabupaten, kecamatan maupun di desa-desa.
Sedangkan untuk gas elpiji ukuran 12 kilogram hanya digunakan para pedagang makanan dan restoran dan harganya mencapai Rp200.000 per tabung, harga itu pun sudah naik dari sebelumnya Rp180.000 per tabung.
"Kita akan memperingatkan para pedagang dan agen agar menurunkan harga gas tersebut, disamping menambah stok di pasaran, hal itu dilakukan setelah tim turun," katanya.
Sainuri (40) salah seorang warga Desa Sungai Baung, Kecamatan Rawas Ulu membenarkan bahwa harga gas tiga kilogram di daerahnya rata-rata Rp23.000 per tabung.
Harga tersebut terjadi paa saat hari pekan, tapi kalau hari-hari biasa bisa naik di atas Rp23.000 per tabung, sedangkan stok memang sedikit.
"Kami mengharapkan pemerintah daerah cepat mengatasi kebutuhan salah satu bahan pokok tersebut, karena kondisi ekonomi warga sekarang ini sangat rendah akibat harga karet dan hasil perkebunan turun," ujarnya.
Ia mengatakan setelah lebaran harga karet turun menjadi Rp4.000 dari sebelumnya Rp5.500 per kilogram, sedangkan harga buah kelapa sawit turun menjadi Rp1.000 dari sebelumnya Rp1.400 per kilogram.
Saat musim kemarau pohon karet tidak bisa disadap setiap hari karena getahnya sangat minim, apa lagi sedang musim gugur daun sekarang ini.
Dampak kemarau itu juga melanda produksi kelapa sawit biasanya setiap hektare menghasilkan 3,5 ton sekarang hanya dua ton dan harganya juga turun, keluhnya.
Berita Terkait
BPBD sebut banjir bandang Muratara mulai surut
Jumat, 19 April 2024 13:18 Wib
Basarnas cari korban tenggelam banjir bandang di Musi Rawas Utara
Rabu, 17 April 2024 15:16 Wib
Korea Utara tegaskan rencana peluncuran satelit mata-mata pada 2024
Senin, 1 April 2024 15:12 Wib
Jepang menang 1-0 atas Korea Utara
Jumat, 22 Maret 2024 0:05 Wib
Di PON, Sumut siap dulang emas dari cabang beladiri
Selasa, 19 Maret 2024 0:05 Wib
Hujan deras landa Australia utara saat Siklon Tropis Megan mendekat
Minggu, 17 Maret 2024 19:20 Wib
Presiden bertolak ke Sumatera Utara lakukan kunjungan kerja
Kamis, 14 Maret 2024 10:31 Wib
Enam bayi di Gaza utara meninggal akibat kurang gizi
Kamis, 29 Februari 2024 13:41 Wib