Jumlah titik panas di Sumsel berfluktuasi

id titik panas, hotspot, titk api, waspadai titik panas

Jumlah titik panas di Sumsel berfluktuasi

Ilustrasi - Peta sebaran titik api. (Foto Antarasumsel.com/14/Yudi Abdullah)

...Titik panas di provinsi ini perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan kebakaran hutan dan lahan, mengingat jumlahnya menunjukkan tren peningkatan walaupun berfluktuasi...
Palembang (ANTARA Sumsel) - Jumlah titik panas atau hotspot yang mulai terdeteksi di wilayah Provinsi Sumatera Selatan pada kemarau Juli 2015 ini berfluktuasi, namun menunjukkan tren peningkatan.

"Titik panas di provinsi ini perlu diwaspadai karena dapar menimbulkan kebakaran hutan dan lahan, mengingat jumlahnya menunjukkan tren peningkatan walaupun kondisi sekarang ini masih turun naik atau berfluktuasi," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumsel, Indra Purnama, di Palembang, Rabu.

Dia menjelaskan, berdasarkan pemantauan melalui satelit Terra dan Aqua, sejak awal Juli hingga sekarang ini terdeteksi 5--80 titik panas di beberapa daerah di Sumsel, seperti Kabupaten Empat Lawang, Musirawas, Musirawas Utara, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Timur, dan Kabupaten Musi Banyuasin.

Jumlah titik panas tersebut pada kondisi tertentu turun bahkan bisa nol, namun beberapa hari kemudian meningkat mencapai puluhan titik panas.

Jumlah titik api yang mulai terdeteksi di wilayah provinsi memiliki 17 kabupaten dan kota ini kemungkinan bisa terus bertambah dan menyebar ke daerah lainnya, karena kondisi suhu udara di daerah ini cenderung memanas berkisar 32--35 derajat Celsius dengan intensitas curah hujan cukup rendah, berkisar 101--200 milimeter

Melihat kondisi tersebut, masyarakat yang berada di daerah rawan titik panas, diimbau meningkatkan kewaspadaan serta pengawasan terhadap lahan pertanian, perkebunan, dan kawasan hutan di sekitar lingkungan tempat tinggalnya.

Dengan kewaspadaan yang tinggi dan pengawasan lingkungan secara maksimal, diharapkan bisa dicegah terjadi kebakaran hebat yang bisa menimbulkan bencana kabut asap seperti yang terjadi beberapa tahun terakhir.

Bencana kabut asap perlu diantisipasi secara maksimal karena bisa berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat, bahkan juga bisa menimbulkan gangguan penerbangan, pelayaran, serta berbagai aktivitas masyarakat lainnya, katanya pula.

Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Yulizar Dinoto mengatakan, pihaknya menyiapkan beberapa langkah pencegahan kebakaran hutan dan lahan serta bencana kabut asap.

Untuk mencegah terjadi bencana kabut asap yang parah pada musim kemarau tahun ini, ia mengimbau masyarakat dan perusahaan perkebunan agar tidak melakukan pembakaran untuk membersihkan lahan dari rumput dan pepohonan.

Melakukan pembakaran lahan pertanian dan perkebunan, bisa menimbulkan bencana kabut asap yang dapat mengganggu berbagai akttivitas dan kesehatan masyarakat.

Sesuai dengan maklumat Kapolda Sumsel, jika ada masyarakat dan pihak perusahaan perkebunan yang terbukti melakukan pembukaan dan pembersihan lahan dengan cara membakar, pelakunya akan dikenakan sanksi hukum.

Selain itu, pihaknya juga berupaya menyiagakan petugas BPBD yang sewaktu-waktu siap diturunkan ke lokasi kebakaran hutan dan lahan untuk melakukan pemadaman melalui operasi darat dan udara, serta berupaya melakukan hujan buatan (teknologi modifikasi cuaca/TMC), kata Yulizar lagi.