Jumlah titik panas di Sumsel turun drastis

id titik panas, hotspot, waspadai kebakaran hutan, musim kemarau,

...Jumlah titik panas di wilayah provinsi ini dalam dua hari terakhir terpantau menurun drastis, pada 7 Juli paling banyak terpantau enam titik dan pada 8 Juli 2015 terpantau hanya satu titik...
Palembang (ANTARA Sumsel) - Jumlah titik panas atau "hotspot" di wilayah Provinsi Sumatera Selatan pada musim kemarau Juli 2015 yang sebelumnya terpantau hingga 100 titik kini menurun drastis.

Jumlah titik panas di wilayah provinsi ini dalam dua hari terakhir terpantau menurun drastis, pada 7 Juli paling banyak terpantau enam titik dan pada 8 Juli 2015 terpantau hanya satu titik, kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumatera Selatan Indra Purnama di Palembang, Kamis.

Dia menjelaskan, sebaran titik panas berdasarkan pemantauan melalui satelit NOAA 18 pada 7 Juli 2015 di wilayah Sumsel tidak terpantau "hotspot" namun melalui satelit Aqua/Terra Modis terpantau enam titik yang tersebar di sejumlah daerah seperti Kabupaten Musi Banyuasin dan Pali masing-masing satu titik, dan Musirawas dua titik.

Sementara wilayah Sumatera lainnya seperti Bengkulu empat titik, Riau lima titik, Jambi tujuh titik, dan Sumatera Barat terpantau delapan titik panas.

Sedangkan sebaran titik panas berdasarkan pemantauan melalui satelit NOAA 18 pada 8 Juli 2015 di wilayah Sumsel juga tidak terpantau titik panas, namun melalui satelit Aqua/Terra Modis hanya terpantau satu titik panas.

Sementara wilayah Sumatera lainnya berdasarkan pantauan melalui satelit tersebut titik panas juga terpantau di wilayah Lampung sebanyak tiga titik panas, sedangkan di wilayah provinsi lainnya nihil, katanya.

Menurut dia, jumlah titik panas tersebut diprakirakan dalam beberapa hari ke depan tidak akan mengalami peningkatan sebagaimana terjadi pada beberapa hari sebelumnya karena sejumlah daerah ada yang diguyur hujan seperti yang terjadi di wilayah Kota Palembang dan sekitarnya pada Kamis (9/7) dini hari.

Meskipun jumlah titik panas mengalami penurunan drastis, masyarakat di daerah yang sebelumnya terpantau terdapat titik panas, diimbau agar tetap meningkatkan kewaspadaan serta pengawasan terhadap lahan pertanian, perkebunan, dan kawasan hutan yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggalnya.

Dengan kewaspadaan yang tinggi dan pengawasan lingkungan secara maksimal, diharapkan bisa dicegah terjadinya kebakaran hebat yang bisa menimbulkan kerugian materi serta bencana kabut asap berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat, serta menimbulkan gangguan penerbangan, pelayaran, serta aktivitas masyarakat lainnya, kata Indra.

Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Yulizar Dinoto mengatakan bahwa pihaknya menyiapkan beberapa langkah pencegahan kebakaran hutan dan lahan serta bencana kabut asap yang berpeluang terjadi pada musim kemarau ini dengan mengimbau masyarakat dan perusahaan perkebunan agar tidak melakukan pembakaran untuk membersihkan lahan.

Melakukan pembakaran lahan pertanian dan perkebunan dapat menimbulkan bencana kabut asap yang bisa mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat, dan sesuai dengan maklumat Kapolda Sumsel pelakunya akan dikenakan sanksi hukum.

Selain itu pihaknya juga menyiapkan tindakan penanggulangan dengan menyiagakan petugas yang sewaktu-waktu diturunkan untuk melakukan operasi pemadaman lahan yang terbakar melalui darat dan udara, ujar Yulizar.