Keberadaan titik api di Sumsel perlu diwaspadai

id bmkg, titik api hot spot, indra permana, noaa, musik kemarau, kebakaran, hutan

Keberadaan titik api di Sumsel perlu diwaspadai

Peta sebaran titik api. (Foto Antarasumsel.com/14/Yudi Abdullah)

Palembang, (ANTARA Sumsel) - Keberadaan titik api yang mulai terdeteksi satelit "National Oceanic and Atmospheric Administration -NOAA" serta satelit Modis Terra dan Aqua di Sumatera Selatan pada Juni ini perlu diwaspadai meskipun kondisinya masih cukup aman.

Titik api (hot spot) yang mulai terdeteksi satelit pemantau tersebut perlu diwaspadai walupun jumlahnya relatif sedikit di bawah sepuluh titik, berfluktuasi dan tidak berada pada satu titik secara terus menerus dalam waktu lama, kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumsel Indra Purnama di Palembang, Rabu.

Dia menjelaskan, dalam kondisi memasuki musim kemarau sekarang ini, suhu udara cenderung panas dan mengakibatkan sejumlah daerah yang mulai jarang turun hujan cukup kering sehingga berpotensi timbulnya titik api yang dapat mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan.

Sejumlah daerah yang perlu mewaspadai potensi titik api yang dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan seperti Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin dan Kabupaten Muaraenim, katanya.

Menurut dia, ancaman titik api perlu diwaspadai sehingga tidak menimbulkan masalah kerusakan hutan, lahan pertanian dan perkebunan, serta bencana kabut asap yang bisa mengganggu aktivitas penerbangan, kegiatan masyarakat dan gangguan kesehatan.

Dengan kewaspadaan yang tinggi, diharapkan jika terdapat titik api yang berpotensi mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan dapat diatasi masyarakat dengan cepat, ujar Indra.

Sebelumya Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Sumatera Selatan MS Sumarwan mengatakan memasuki musim kemarau 2015, pihaknya telah menyiagakan sekitar 800 relawan guna mengantisipasi terjadinya bencana yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan sosial.

Walaupun akhir-akhir ini jumlah titik api masih tergolong sedikit dan belum berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan, namun pihaknya bersama instansi terkait terus siaga pada daerah yang cukup rawan timbulnya bencana dampak musim kemarau itu, kata Sumarwan.