Mensos resmikan klinik muslimat Nahdlatul Ulama

id muslimat nu, nahdlatul ulama, nu, klinik muslimat nu, mensos

...Pembangunan muslimat NU ini sebagai wujud nyata bagi warga NU dalam upaya ikut bertanggung jawab atas terbentuknya masyarakat yang sehat...
Pamekasan (ANTARA Sumsel) - Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa meresmikan klinik Muslimat Nahdlatul Ulama di Desa Teja, Kecamatan Kota, Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur, Minggu sore.
       
Peresmian klinik yang diberi nama "Klinik Pratama" ini ditandai dengan pemotongan pita secara langsung oleh Mensos Khofifah Indar Parawansa tepat pukul 16.55 WIB dan dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti.
       
"Klinik ini sebenarnya pindahan, sebab sebelumnya bertempat di Desa Larangan Badung, Dusun Tana Celleng," kata pengurus muslimat NU Pamekasan, Ny Hj Rizkiyah.
      
Klinik Muslimat NU ini pindah karena ada sengketa tanah. Klinik yang peresmiannya bertepatan dengan pelaksanaan konferensi cabang Muslimat NU ini dibangun di atas tanah seluas 2.000 meter persegi.
        
Dana pembangunan bersumber dari bantuan Bupati Pamekasan sebesar Rp300 juta, serta sumbangan warga NU di 156 kotak amal yang disebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Pamekasan.
       
"Pembangunan muslimat NU ini sebagai wujud nyata bagi warga NU dalam upaya ikut bertanggung jawab atas terbentuknya masyarakat yang sehat," katanya.
       
Kepala Bakorwil Dr Sofwan jajaran, Muspika Pamekasan serta perwakilan muslimat dari 13 kecamatan di Kabupaten Pamekasan juga hadir dalam kegiatan ini.
       
Kegiatan peresmian Klinik Pratama milik muslimat NU oleh Mensos Khofifah Indar Parawansa ini merupakan rangkaian kegiatan Mensos selama di Pulau Madura.
       
Sebelumnya Mensos menghadiri pelaksanaan konferensi muslimat NU di gedung Bakorwil IV Pamekasan, selanjutnya meresmikan pengoperasian klinik, kemudian mendatangi rumah nenek Satriya di Dusun Batu Putih, Desa Larangan Dalam, Kecamatan Larangan, Pamekasan.
       
Di Desa Larangan ini, Mensos memberikan santunan kepada nenek Satriya, serta dua ibu rumah tangga miskin lainnya, masing-masing bernama Sanimawati dan Nur Hayati.