Petani senang harga karet naik

id karet, karet petani

Petani senang harga karet naik

Harga getah karet di tingkat petani OKU naik (Foto Antarasumsel.com/15/E Purmana)

Baturaja (ANTARA Sumsel) - Sejumlah petani di Kabupten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan menyatakan senang, karena harga karet khususnya di daerah itu berangsur naik.

Harga karet ditetapkan pedagang pengumpul Rp8.900 perkilogram, atau mengalami kenaikan dibandingkan kondisi pekan lalu hanya Rp7.900 pe kg, kata Kepala Desa (Kades) Marga Mulya Kecamatan Peninjauan, Sunandar (49) di Baturaja, Senin.

Baik petani maupun Kades setempat mengaku sangat senang dengan naiknya harga getah karet yang tahun lalu sempat merosot hingga Rp5.000 per kg.

"Kenaikan harga karet ini merupakan angin segar bagi kami petani, terlebih sekarang ini mendekati bulan suci Ramadhan tentunya banyak kebutuhan yang diperlukan," kata Nani, petani karet Desa Marga Mulia.

Dikemukakannya, harga karet bulanan sejak sepekan lalu mengalami kenaikan mencapai Rp10.000 per kg dari sebelumnya Rp8.950 per kg, dan mingguan dari Rp7.900 menjadi Rp8.900 per kg.

Ia mengungkapkan, situasi seperti ini sangat membantu yang diharapkan lebih meningkat lagi mencapai di atas Rp10 ribu per kg.

"Kami harapkan harga bisa meningkat lagi," kata Oka (35) petani asal Desa Peninjauan Kecamatan Peninjauan menambahkan.

Diakuinya, meskipun kenaikan harga belum sebanding dengan pengeluaran membeli kebutuhan sehari-hari, minimal sudah terbantu.

Namun kata dia, adanya kenaikan harga getah karet, belum diimbangi dengan hasil produksi yang dihasilkan petani saat ini, karena hasil sadapan menurun akibat musim kemarau.

Ia mencontohkan, kalau kondisi cuaca normal hasil sadapan karet mencapai satu kuintal per pekan, sekarang menurun hanya kisaran 60 hingga 70 kg saja per pekan imbas dari musim kemarau.

Selama musim kemarau sekarang ini hasil sadapan karet turun, sehingga kenaikan harga di pasaran belum banyak membantu kondisi kehidupan para petani, kata Oka.

Menurut Kades Marga Mulia, Sunandar, warga di desanya sebagian besar selama ini hanya mengandalkan penghasilan dari menyadap karet, di samping penghasilan tambahan melalui bertani menanam padi.

"Jadi di samping mengharapkan harga salah satu komoditas hasil perkebunan itu naik, juga kondisi cuaca kembali normal agar hasil sadapan meningkat," katanya.