Kesenian "Dul Muluk" dipentaskan hibur warga Palembang

id dul muluk, pentas kesenian dul muluk

Kesenian "Dul Muluk" dipentaskan hibur warga Palembang

Pentas kesenian Dul Muluk di Palembang (Foto: antarasumsel.com/Evan)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Kesenian khas daerah Sumatera Selatan "Dul Muluk" dipentaskan pada acara berlangsung di Palembang sebagai upaya pihak penyelenggara untuk menghibur para penonton.

Kesenian khas Dul Muluk yang lahir dari adat dan budaya dipentaskan dengan menceritakan Kerajaan Sriwijaya mengandung nilai edukasi, moral, hiburan serta keragaman dan kerukunan adat di daerah, kata Rendi, pemain Dul Muluk di Palembang, Minggu.

Menurut dia, pada pentas dilangsungkan di pelataran Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sabtu malam (6/6) itu, cukup menghibur warga kota yang hadir.

Dijelaskannya, Dul Muluk merupakan salah satu bentuk dari teater yang sangat menghibur dengan kekocakan para pemainnya, selain sebagai sarana penyampaian pesan, penyuluhan maupun nasehat di dalamnya.

Dul Muluk juga menjadi hiburan rakyat sangat edukatif selalu dinanti masyarakat pada setiap kegiatan atau acara-acara tertentu di Kota Palembang, katanya.

Dul Muluk berkembang sejak 1854 dari sebuah kitab Syair Abdul Malik melalui seni tutur pantun yang bercerita dalam penyampaian pesan menghibur dari seorang pedagang Arab masuk ke Kota Palembang, selanjutnya berkembang bercampur dengan budaya Melayu dalam pementasan tokoh oleh sang pelakon.

Dengan menggunakan berbagai jenis pakaian khas Palembang dibalut kain songket dan tanjak, para pelakon bermain berbalas pantun serta beratraksi di atas panggung yang kental dengan musik melayu serta dialog logat Palembang.

Menurut Wak Yeng, salah seorang pemain bahwa ia sudah ikut dalam pentas Dul Muluk sejak sepuluh tahun silam, dan merasa sangat senang karena sering berkumpul para pemain serta banyak sahabat.

Menurut dia, pentas Dul Muluk selain mampu menjadi hiburan rakyat juga bisa mengocok perut para penonton serta sebagai sarana edukasi penyampaian pesan moral maupun nasehat ke masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Fikri, salah seorang penonton bahwa kesenian Dul Muluk ini sudah jarang dipentaskan seperti pada acara pernikahan, terlebih lagi pemainnya kebanyakan sudah lanjut usia.

Ia berharap, kesenian Dul Muluk ini tetap dilestarikan dengan melakukan upaya regenerasi para pemainnya, sehingga kesenian dan budaya leluhur tetap dapat dilestarikan dari generasi ke generasi sekaligus sebagai upaya menunjang pembangunan bidang kepariwisataan daerah.