Peternakan kerbau rawa pampangan bernilai wisata

id kerbau, kerbau rawa, pampangan, ogan komering ilir, wisata, lipi, peneliti, baharuddin tappa, objek wisata

Peternakan kerbau rawa pampangan bernilai wisata

Ilustrasi (FOTO ANTARA)

Palembang, (ANTARA Sumsel) - Kawasan peternakan kerbau rawa di Kecamatan Pampangan, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan bernilai wisata jika dikembangkan secara serius oleh pemerintah setempat, kata peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Baharuddin Tappa.

"Dari namanya saja kerbau rawa sudah terbilang unik, karena yang dikenal selama ini kerbau itu hidup di darat. Belum lagi, luas areal peternakan hampir 1.200 hektare, serta jumlah kerbaunya mencapai 5.000 ekor sapi, dari sini saja terlihat potensi pariwisata," kata Baharuddin Tappa di Palembang, Senin.

Ia mengatakan, jika keunggulan ini digarap secara maksimal maka bukan tidak mungkin menjadi lokasi terdepan di Sumatera Selatan mengingat belum ada di Indonesia.

"Apalagi Sumsel mau menjadi tuan rumah Asian Games, mulailah dari sekarang menggarapnya sehingga nanti para pendatang bisa dibawa ke Pampangan untuk menikmati suasana berbeda menyaksikan ribuan kerbau berendam di rawa," katanya seusai workshop "Kebijakan Pengembangan Ternak Perah di Luar Jawa Guna Peningkatan Produksi Daging dan Konsumsi Susu Segar".

Ia mengatakan, pemerintah setempat dapat memanfaatkan momentum terpilihnya Pampangan sebagai tujuh lokasi pengembangan kerbau untuk mengembangkan sektor pariwisata ini.

"Aliran dana APBN dikucurkan ke Pampangan, begitupula APBD jadi ini momentumnya sangat cocok untuk mengembangkan suatu kawasan peternakan sekaligus menjadi tempat wisata. Jika ini sukses maka akan meningkatkan kesejahteraan rakyat setempat," kata dia.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten OKI Amiruddin mengatakan sementara ini warga Pampangan yang menggeluti sektor peternakan mencapai 20 persen.

Persentase yang relatif besar jika dibandingkan sektor lain ini tak lain karena budaya masyarakat setempat yang terbiasa memelihara hewan.

Menurutnya, konon, kerbau rawa Pampangan itu berasal dari India sehingga memiliki keunggulan dibandingkan kerbau lain di Indonesia.

"Program pusat pengembangan kerbau Pampangan ini sudah mulai dirintis sejak tahun lalu, dan tahun ini sudah menyiapkan infrastrukturnya. Jika bisa menjadi tempat wisata, kenapa tidak, yang jelas pemkab akan mengusahakannya sebelum Asian Games 2018," kata dia.

Pemerintah melaksanakan beragam program di sektor peternakan untuk meningkatkan konsumsi susu dan daging, hingga menurunkan ekspor. 

Terkait dengan konsumsi susu, Indonesia tercatat hanya 12 liter per kapita per tahun, atau jauh di bawah Malaysia (50,9 liter per kapita per tahun), India (47,1 liter per kapita per tahun), Singapura (44,5 liter per kapita per tahun), Thailand (33,7 liter per kapita per tahun) dan Filipina (13,7 liter per kapita per tahun).