Yuki Kato kasihan dengan cewek "cabe-cabean"

id yuki kato, artis sinetron, remaja, cabe-cabean, film, film indonesia

Yuki Kato kasihan dengan cewek "cabe-cabean"

Yuki Kato (FOTO ANTARA)

....biasa aja, 'enggak' ngerasa jadi 'cabe'....
Jakarta, (ANTARA Sumsel) - Artis sinetron Yuki Kato mengaku kasihan dengan remaja putri yang menjadi perempuan taruhan dalam arena balap liar atau "cabe-cabean".

"Sebenarnya fenomena 'cabe-cabean' ini sudah sejak tahun lalu. Saya justru kasihan mengapa mereka memilih jalan begitu," ujar Yuki dalam konferensi pers film yang dibintanginya "Cabe-Cabean" di Jakarta, Jumat.

Dalam fim tersebut, Yuki berperan sebagai Susan yang menyukai seorang pembalap liar bernama Derex (Ciccio Monassero).

Untuk menyelami perannya tersebut, Yuki bahkan mendatangi arena balap liar di dekat rumahnya, Cibubur.

"Saya bertemu dengan 'cabe-cabean' asli, mengobrol. Tapi dia biasa aja, 'enggak' ngerasa jadi 'cabe'," jelas artis yang dikabarkan dekat dengan Verrel Bramasta itu.

Yuki juga mengaku kasihan mengapa remaja-remaja yang seharusnya mempunyai cita-cita, harus memilih jalan negatif.

 "Banyak hal yang membuat mereka terjun jadi 'cabe-cabean', misalnya, kurangnya perhatian dari orang tua tapi sayangnya ditunjukkan melalui cara negatif," tambah dia.

Menurut Mahasiswa Universitas Indonesia itu, "cabe-cabean" perlu dibantu untuk diarahkan ke jalur yang benar.

"Jadi sebenarnya, mereka itu butuh bantuan," cetus dia.

Film "Cabe-Cabean" disutradarai Endri Pelita dan diproduseri oleh Erna Pelita, dengan rumah produksi RK23 Pictures.

Yuki mengaku mendapat tudingan miring ketika bermain dalam film bergenre remaja tersebut.

Film yang dibintangi oleh Yuki Kato, Ciccio Monassero, David John Schaap, Ratu Intan, Ruby, tersebut mengangkat kritik sosial tentang fenomena sosial di Tanah Air.

Sutradara Film "Cabe-Cabean", Endri Pelita mengatakan pihaknya melakukan riset sebelum membuat film tersebut.

"Bicara mengenai 'cabe-cabean' merupakan kombinasi yang sulit. Takut tidak kena ke penonton," ucap Endri.

Endri mengaku tak ingin menghakimi remaja yang terlibat dalam fenomena negatif tersebut. Endri mengaku ingin mengedukasi masyarakat terutama remaja melalui film tersebut.