Sumsel genjot investasi perikanan

id sumatera selatan, dkp sumsel, ikan, investasi perikanan, ikan, perikanan sumsel, humas dkp, galamda israk

Sumsel genjot investasi perikanan

Dinas Kelautan dan Perikanan Sumsel genjot sektor perikanan sumsel (Foto Antarasumsel.com/15/Evan Ervani)

Palembang, (ANTARA Sumsel) - Provinsi Sumatera Selatan menggenjot investasi sektor perikanan dengan mendorong para pelaku usaha dari dalam dan luar negeri mau merambah industri pengolahan.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Selatan Galamda Israk di Palembang, Jumat mengatakan, industri pengolahan merupakan sektor yang sangat berpotensi dikembangkan karena luas perairan umum Sumsel mencapai 2,5 juta hektare dengan produksi 97.000 ton pada 2014.

"Investasi di industri pengolahan ini terus didorong karena produksi perikanan di Sumsel ini tergolong tinggi dan di atas rata-rata nasional, jika tidak ada industri pengolahan maka tidak ada nilai tambahnya atas ribuan ton ikan yang dihasilkan," ucap Galamda.

Untuk itu, pemerintah fokus mendorong investasi jangka panjang, seperti pembuatan tempat penyimpanan ikan, pembuatan pabrik pengolahan ikan, pembuatan kolam, dan pembelian kapal.

"Sejauh ini, sudah ada tapi tumbuhnya memang tidak signifikan, dan diharapkan dengan kehadiran Pusat Pengembangan Perairan Umum di Palembang pada tahun ini yang menjadi satu-satunya di ASEAN dapat mendongkrak investasi," ujar Galamda.

Ia mengatakan, ketersediaan lahan dan Sumber Daya Manusia menjadi kendala para investor untuk merambah industri pengolahan.

"Contohnya investasi untuk membuat kolam, tentunya memerlukan lahan yang luas, sementara kegunaan lahan tidak hanya untuk perikanan tapi juga untuk perkebunan dan pertanian," kata dia.

Lantaran keterbatasan lahan ini, pemerintah tidak mematok target tinggi untuk nilai investasi perikanan, meski memiliki luas perairan umum terluas di Indonesia dengan 2,5 juta hektare.

Pada 2015, DKP Sumsel menargetkan investasi yang masuk sebesar Rp790,66 miliar atau hanya naik tipis dari capaian tahun lalu yang membukukan Rp790,48 miliar.

Sementara target hingga akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah hanya mematok Rp807,309 miliar pada 2018.

"Rendahnya target investasi ini terbilang wajar karena tidak setiap tahun ada yang membuat lemari pendingin penampungan ikan, ataupun pabrik baru pengolahan ikan," pungkasnya.