Faisal Adil, "Wong Kito" jajal Anfield

id faisal adil, futsal

Faisal Adil, "Wong Kito" jajal Anfield

Faisal Adil (IST)

...Tim tidak ingin membuang percuma kesempatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia bisa menjadi juara di Eropa...
Palembang (ANTARA Sumsel) - Dunia sepak bola Sumatera Selatan semakin menunjukkan prestasinya dengan menjajal kompetisi internasional.

Setelah Saputra yang sempat menapakkan kaki ke Milan, Italia, karena terpilih memperkuat Tim AC Milan Junior Indonesia 2011 dan saat ini menjadi skuat muda Sriwijaya FC, kini satu lagi putra daerah Sumatera Selatan yang berkesempatan menjajal kompetisi di Eropa.

Adalah Faisal Adil (23) yang meraih kesempatan emas itu setelah timnya yang menjadi fans resmi Liverpool FC atau Big Reds terpilih mewakili Indonesia pada turnamen futsal Standard Chartered Final Trophy 2015 di Stadion Anfield, Liverpool, Inggris, Jumat (8/5) yang diikuti sembilan negara.

"Persiapan terbilang sudah matang karena sudah terbiasa berlatih rutin sejak setahun terakhir. Sebagai putra daerah Sumsel, tentunya saya bangga bisa membawa nama negara, apalagi nanti bertandingnya di Stadion Anfield yang jadi markasnya Liverpool, tim besar di Eropa," kata Faisal yang dihubungi dari Palembang, Kamis (7/4).

Faisal dan enam rekannya terpilih menjadi wakil Indonesia berkat keberhasilan menjuarai turnamen futsal "Standard Chartered Trophy: Road to Anfield 2015" di Jakarta pada 7 Maret 2015 setelah mengalahkan Tim Permata Bank 4-2 di final.

Tim yang diperkuat oleh, Faisal Adil, Rizky Auliya, Obin Setia Kurniawan, Satria Wahyu Perdana, Astino Derifiansyah Taufik, Aries Kurniawan, dan Dwiky Ananda ini telah berada di Liverpool sejak Kamis dini hari untuk bersiap menghadapi delapan negara peserta lainnya.

Ke-8 negara itu adalah Indonesia, Hongkong, Kenya, Korea Selatan, Malaysia, Nigeria, Singapura, Sri Langka dan Zambia.

"Tim tidak ingin membuang percuma kesempatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia bisa menjadi juara di Eropa," kata atlet kelahiran Makassar, 9 Oktober 1991 ini.

Tim Big Reds akan bertanding dalam kompetisi bertajuk mini soccer dengan memanfaatkan separuh lapangan sepak bola di Standion Anfield dalam format setengah kompetisi.

Selain bertanding, para peserta juga mendapatkan kesempatan mengikuti sesi pelatihan profesional bersama para pelatih dan pemain legenda Liverpool FC.

Selain itu, juga diberikan kesempatan untuk mengunjungi musium Liverpool FC dan tur di keliling Kota Liverpool.

"Bisa mewakili Indonesia menjadi kesempatan yang luar biasa bagi tim. Tentunya ini bagus sekali untuk menambah jam terbang, terutama bagi anggota tim yang ini menjajal liga profesional futsal di dalam negeri," kata mahasiswa semester akhir Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti ini.

Tim futsal Big Reds merupakan komunitas resmi penggemar Liverpool FC di Indonesia yang terpilih mewakili negara setelah meraih kemenangan dalam turnamen futsal babak kualifikasi lokal bertajuk "Standard Chartered Trophy: Road to Anfield 2015" dengan diikuti 26 tim futsal.

Ke-26 tim yang ambil bagian itu berasal dari berbagai latar belakang seperti tim nasabah/bisnis, tim komunitas, tim karyawan, serta tim media berkompetisi dalam format setengah kompetisi.

Tim yang diperkuat pencinta Liverpool FC ini ini mendapatkan tiket ke Anfield setelah mengalahkan Tim PT Bank Permata Tbk dengan skor 4-2, sedangkan peringkat ketiga diduduki oleh Tim Big Reds yang kedua.

Trofi Standard Chartered mulai diselenggarakan pada tahun 2012 dan Indonesia selalu berpartisipasi hingga memasuki penyelenggaraan keempat.

Pada babak kualifikasi tahun ini, terdapat 19 negara yang berpartisipasi yakni Indonesia, Bostwana, Brunei Darussalam, Ghana, Gambia, Hongkong, India, Kenya, Korea Selatan, Malaysia, Nigeria, Singapura, Sri Lanka, Tanzania, Thailand, Uganda, Vietnam, Zambia, dan Zimbabwe.

Namun yang lolos ke babak final hanya 10 negara termasuk Indonesia.
    
                                                              Utamakan pendidikan
Faisal tidak menyangka, kesukaan pada olahraga futsal sejak duduk di bangku SMP dan berlanjut hingga ke perguruan tinggi ini akhirnya membawanya ke Anfield.

Semula, Faisal hanya menjadikan futsal sebagai hobi belaka namun seiring dengan meningkatnya kemampuan dan keterampilan mengocek bola dan merasakan ketatnya kompetisi di Jakarta, akhirnya sejumlah prestasi berhasil ia raih.

Prestasi cukup membanggakan di antaranya, ketika terpilih menjadi pemain terbaik se-Jabodetabek Turnamen Kompas Muda Britama Junio 2010 dengan memperkuat Tim SMAN 12 Jakarta, pemain favorit turnamen Kit Futsalismo 2014 di Jakarta, juara Liga Futsal Mahasiswa 2012, juara II turnamen My Futsal Internasional 2015 di Jakarta ketika membela klub profesional Big The Great.

Bersama Big The Great, mahasiswa semester akhir Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti itu turut memperjuangkan tim mendapatkan tiket ke Liga Futsal Profesional Indonesia 2015 pada babak playoff.

Putra keempat pasangan Nyayu Kelly Latif dan Adil Aziz itu pun sempat mengalahkan tim futsal tanah kelahirannya, Tim Futsal Bank Sumsel Babel dengan skor 3-2 pada ajang uji coba jelang Liga Futsal Profesional.

Namun, di tengah kesibukannya dalam menggeluti olahraga futsal, Faisal tetap mengedepankan pendidikan yang bakal dijadikan alat untuk menggapai cita-cita sebagai akutan.

Anak keempat dari lima bersaudara ini, masih tercatat sebagai mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ekonomi Jurusan Akutansi Universitas Trisakti.

"Pendidikan itu harus, meski sejujurnya saya kesulitan menyeimbangkan antara futsal dan kuliah tapi saya tetap berusaha semaksimal mungkin. Terkadang sedih juga ketika melihat teman sudah meraih gelar, sementara saya masih sibuk berkutat menyelesaikan tugas akhir. Tapi, saya yakin ini ada hikmahnya, salah satunya bisa pergi ke Inggris," kata Faisal yang mengaku keberangkatan ke Inggris menjadi pengalaman pertama ke luar negeri.

Bukti nyata fokus Faisal terhadap pendidikan diperlihatkannya ketika mengundurkan diri dari pentas Liga Futsal Profesional 2015.

Faisal yang sejatinya telah berjuang keras meloloskan Big Reds pada babak playoffs memutuskan keluar lantaran jadwal bertandingan bertabrakan dengan Ujian Tengah Semester.    
    
Keputusannya ini pun mendapatkan apresiasi dari kedua orangtua yang sejak lama khawatir atas tingginya aktivitas Faisal di luar kampus. Ia pun menanggapi hal ini sebagai sesuatu yang wajar mengingat memiliki saudara yang sebagian besar berlatar belakang pendidikan tinggi.

"Ada yang menggeluti bidang IT, ada dokter gigi dan tinggal saya dan adik yang masih kuliah," kata dia.     
    
Menurut Faisal, sang ayah tercinta, Adil Aziz yang berlatar belakang birokrat dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Kantor Pembendaharaan Kas Negara Jakarta Timur mengharapkan dirinya tidak menyia-nyiakan masa muda untuk meraih cita-cita dan harapan dengan tetap mengutamakan pendidikan.

Harapan sang ayah itu pun dijadikan penyemangat untuk tetap di jalur positif di tengah arus pergaulan para remaja ibu kota.

"Terus terang saya sedih sekali karena tidak bisa main di Liga Profesional, apalagi ini menjadi hobi sejak lama. Memang harus ada pilihan dalam hidup, keputusan ini bukan karena orangtua tapi karena saya menyadari bahwa harus bertanggung jawab atas pilihan yang sudah diambil sebelumnya (kuliah, red)," kata Faisal.