Tara penderita tumor berjuang tanpa daya

id penderita tumor, tara, butuh bantuan, bantuan, kanker, penyakit, dompet peduli, peduli, butuh perhatian, dukungan pemerintah

Tara penderita tumor berjuang tanpa daya

Tara penderita tumor di kaki (Foto Antarasumsel.com/15/I Gultom)

...Saya pasrah kepada Allah semoga mendapat mukjizat agar anak saya bisa disembuhkan...
Palembang (ANTARA Sumsel) - Nurul Nazila atau akrab disapa Tara (15 tahun) yang menderita penyakit tumor di bagian kaki sebelah kiri hingga terjadi pembekakan hampir sebesar kepala orang dewasa ini tidak tahan menahan sakit setiap hari siang dan malam tanpa daya dan hanya tergolek lesu di kediamannya.

Tara pelajar kelas 3 SMP Negeri 32 Kota Palembang ini hampir sembilan bulan menderita penyakit tersebut, sehingga pada Ujian Nasional (UN) yang dijadwalkan 4 Mei 2015 kemungkinan ia tidak akan melaksanakannya di sekolah, atau bahkan tidak ikut karena pihak sekolahpun sampai kini belum menghubunginya maupun orang tuanya.

Putri dari pasangan Sobri dan Ratnawati yang tinggal di Jl. Politeknik, Lr. Padang Kapas. RT 44 Bukit Lama, Palembang ini dalam melawan penyakitnya terlihat sabar, tabah, dan tegar ketika para sanak keluarga, dan tetangga berkunjung membesuknya.

Dia hanya sesekali melemparkan senyum kepada para pembesuk, karena ia hanya bisa terduduk kaku dan sulit menggerakkan kaki dan tubuh.

"Sekarang ini kaki sebelah kiri Tara yang terjadi pembengkakan sedikitpun sulit digerakan karena ia merasa kesakitan luar biasa," kata Ratnawati, ibunda Tara.

Menurut Ratna, penyakit putrinya berawal dari keseleo setelah melaksanakan kegiatan olahraga di sekolahnya sekitar sembilan bulan lalu. Pihak keluarga semula hanya membawa anaknya ke tukang urut, sebab tanpa ada rasa cemas bakal muncul penyakit yang diderita putrinya seperti sekarang ini.

Kekhawatiran mulai muncul karena di bagian lutut kaki sebelah kiri mulai membekak dan memar sehingga membuat Tara merasa kesakitan terus menerus.

Akhirnya pihak keluarga berembuk dan sepakat membawa dia ke RS Siti Khodijah Palembang menggunakan Kartu Jamiman Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang dikeluarkan pemerintah kota setempat.

Mereka menggunakan program Jamkesmas karena kesulitan biaya, sebab Sobri (orang tua Tara) hanya berprofesi tukang bangunan yang pendapatannya pas-pasan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Pihak medis RS setempat sempat melakukan perawatan intensif beberapa pekan terhadap Tara, namun perkembangan kesehatannya tidak juga membaik.

Setelah keluar rumah sakit, berbagai upaya dilakukan untuk menyembuhkan penyakit si penderita dengan pengobatan alternatif, namun juga gagal bahkan terus membesar.

Dalam dua minggu terakhir ini pembengkakan itu secara perlahan mulai mengeluarkan cairan nanah bercampur darah. Dikhawatirkan jika tidak dilakukan pertolongan medis akan berdampak terhadap infeksi dan pembekakan akan terus menjalar.

Sobri, mengakui setelah anaknya menderita penyakit tersebut pikiran tidak menentu dan tidak berdaya untuk membawa anaknya berobat ke dokter ahli karena terbentur kondisi keuangan.

"Saya pasrah kepada Allah semoga mendapat mukjizat agar anak saya bisa disembuhkan," kata Sobri didampingi isteri Ratnawati dengan menitikan air mata.

Perhatian warga

Keprihatinan melihat kondisi penyakit Tara dan kehidupan keluarganya yang kurang mampu itu, membuat sebagian besar warga setempat mulai dari Ketua Rukun Tetangga dan perangkatnya memberikan perhatian yang cukup besar, terutama dalam memberikan saran dan pendapat untuk meringankan beban keluarga tersebut.

"Kami tak bisa berbuat banyak membantu dalam materi. Seberapa yang bisa kami kumpulkan dari warga. Mungkin hanya saran dan pendapat yang bisa kami bantu, misalnya dengan mencari derwawan agar terketuk hati untuk membantu," kata Sata warga setempat yang didampingi Mael, Wardiman, Rozali, Edison, Isnul, Dedi, Muslim ketika berunding membicarakan upaya penyembuhan Tara.

Bahkan, warga tersebut menyarankan agar penyakit Tara ini dapat diekspos ke media dengan membuat program "Dompet Peduli".

Perhatian pemerintah Kota Palembang dan Provinsi Sumatera Selatan hingga saat ini belum ada terhadap musibah yang ditimpa keluarga tersebut, karena memang belum banyak diketahui publik, ujar warga tersebut.

Padahal, Pemprov Sumsel dalam beberapa tahun terakhir ini telah banyak membantu dan menyelamatkan sejumlah anak penderita kanker dan tumor dengan memfasilitasi perobatan dan perawatan hingga ke Jakarta.

Tanggung jawab Pemprov Sumsel ini, karena perhatian Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin terhadap masyarakatnya terutama yang kurang mampu.

Sebab itu Alex Noerdin menjadikan masalah pendidikan gratis dan kesehatan gratis sebagai program utama dalam beberapa tahun terakhir ini.