Musirawas belum anggarkan program rumah murah

id musirawas, pemkab musirawas, program rumah murah, rumah murah, anggaran apbd musirawas

Musirawas belum anggarkan program rumah murah

Ilustrasi Pengendara motor melintasi salah satu rumah murah di kawasan Jakabaring Palembang. (Foto Antarasumsel.com/Feny Selly)

....Kami tahun ini memprioritaskan kebutuhan utama masyarakat yaitu masalah pangan dan tingkat kesejahteraan....
Musirawas, (ANTARA Sumsel) - Pemerintah Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan belum menganggarkan program pembangunan rumah murah untuk rakyat kecil, karena sebagian besar masyarakat di wilayah itu sudah memiliki rumah.

Meski pembangunan rumah murah itu akan diprogramkan dalam anggaran pendapatan belanja negara perubahan (APBNP) 2015, namun untuk APBD Kabupaten Musirawas belum dianggarkan, kata Ketua Bappeda Musirawas Suharto, Kamis.

"Kami tahun ini memprioritaskan kebutuhan utama masyarakat yaitu masalah pangan dan tingkat kesejahteraan seperti kesehatan dan pendidikan, karena harga hasil perkebunan dan pertanian saat ini anjlok," katanya.

Untuk program nasional rumah murah bagi warga kurang mampu daerah itu akan masuk dalam anggaran APBN Perubahan 2015, sedangkan lahannya sudah disiapkan pemerintah daerah sekitar sepuluh hektare.

Lahan perumahan itu berlokasi di kawasan perkantoran Agropolitan center, saat ini sudah dibangun secara pribadi oleh pemilik lahan yang dibeli dengan pola kaplingan.

Ia mengatakan, masyarakat Musirawas sejak sepuluh tahun terkahir dibawah pimpinan Bupati Ridwan Mukti tingkat ekonominya meningkat pesat, sehingga mereka mampu membuat rumah pribadi.

Namun selama tahun 2015 harga komoditas perkebunan dan pertanian seperti karet dan kelapa sawit sangat murah sehingga perekonomian masyarakat terganggu.

Pemerintah daerah belum bisa mengatasi harga karet dan kelapa sawit tersebut karena dipengaruhi harga secara nasional dan internasional.

"Masyarakat hanya bertahan hidup dengan penghasilan pendapatan seadanya. Untung saja mereka sebagian besar sudah memiliki sawah dan pendapatan usaha kolam air deras sehingga mereka bisa bertahan,"ujarnya.

Salah seorang petani di Kecamatan Tugumulyo Rohindi mengeluhkan tingginya harga pupuk subsidi, sehingga kebutuhan areal tanam tidak mencukui.

Kalau harga jual seperti sayur mayur dan produksi ikan kolam air deras ada peningkatan, mungkin tingkat ekonomi masyarakat seimbang dengan harga bahan pokok yang terus mengalami kenaikan.

"Usaha kolam ikan dan kebun sayur kami hanya bertahan untuk menyambung hidup keluarga dari hari ke hari, kalau yang namanya untung belum bisa didapat," tandasnya.