Mendorong pariwisata lewat "Palembang Great Sale"

id harnojoyo, wali kota palembang

Mendorong pariwisata lewat "Palembang Great Sale"

Plt Wali Kota Palembang Harnojoyo. (Foto Antarasumsel.com/15/Dolly Rosana) (Foto Antarasumsel.com/15/Dolly Rosana)

....Sumatera Selatan optimistis bakal mendapatkan porsi besar di wisata jalur sutra yang dikembangkan Kementerian Pawisata karena berdasarkan sejarahnya, Laksamana Cheng Ho mendarat pertama kali di Palembang....
Palembang (ANTARA Sumsel) - Kesuksesan Festival Jakarta Great Sale yang mampu meraup omzet hingga Rp13 triliun pada tahun lalu mengilhami Pemerintah Kota Palembang untuk melakukan langkah serupa.

Meski menyadari belum mampu menandingi Jakarta Great Sale, pemerintah kota optimistis ajang ini akan mendongkrak wisata belanja yang sempat meningkat saat Palembang menjadi tuan rumah SEA Games 2011.

Potongan harga besar-besaran hingga 70 persen untuk produk pakaian, makanan, hingga penginapan bertajuk "Palembang Great Sale" resmi diluncurkan di Palembang, Kamis (2/4).

Ajang belanja murah hingga satu bulan mendatang ini diprakarsai oleh Pemerintah Kota Palembang bekerja sama dengan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk menghidupkan wisata belanja di kota itu yang mulai menggeliat setelah menjadi tuan rumah SEA Games 2011.

Pelaksana Tugas (Plt.) Wali Kota Palembang Harnojoyo dalam sambutan membuka kegiatan mengatakan bahwa sektor perhotelan dan pariwisata masih menjadi primadona pedapatan asli daerah (PAD) Kota Palembang sehingga beragam ide kreatif untuk mendorong bisnis ini mendapat dukungan penuh pemkot.

"Hingga kini, sebanyak 40 persen PAD Palembang berasal dari hotel dan restoran. Sampai triwulan pertama, sudah mencapai 25 persen atau sekitar Rp10 miliar. Ajang `Palembang Great Sale` ini diharapkan makin membangkitkan sektor ini," kata Harnojoyo.

Ia mengatakan bahwa Palembang yang sudah ditunjuk menjadi tuan rumah Asian Games 2018 terus berbenah untuk menjamu para tamu-tamu negara.

Ajang Palembang Great Sale ini akan dijadikan agenda tahunan pada masa mendatang sehingga pada tahun 2018 sudah dalam konsep yang lebih matang.

"Ini baru pertama, jadi belum maksimal betul. Akan tetapi, pada tahun mendatang, jika digarap dengan serius, bukan tidak mungkin menyaingi `Jakarta Great Sale`," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Selatan Irene Camelyn Sinaga mengatakan bahwa ajang ini untuk kali pertama digelar di Palembang sehingga masih tahap uji coba.

"Mungkin ada pertanyaan mengapa digelar bukan pada masa libur (liburan)? Jawabannya karena ingin belajar dahulu. Pemerintah ingin melihat bagaimana komitmen dari pelaku usaha, mau atau tidak mereka ini?" kata Irene.

Sementara ini, menurut dia, respons yang diberikan pelaku usaha, mulai dari kelompok usaha menengah, kecil, hingga pengusaha menengah terbilang cukup positif. Demikian pula, pemilik usaha ritel, pasar modern, dan mal.

Hampir seluruh pemilik toko di Palembang mau memberikan potongan harga hingga 70 persen, seperti pedagang kain songket dan jumputan di Pasar 16 Ilir.

"Dari puluhan pedagang kain di Pasar 16 Ilir, hanya satu yang tidak mau ikut. Artinya, para pelaku usaha kita sudah peduli dengan upaya menjadikan Palembang ini sebagai tujuan wisata belanja," kata dia.

Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Erlan Asfiuddin mengatakan bahwa pihaknya memunculkan ide Palembang Great Sale ini untuk menggeliatkan bisnis penginapan dan restoran yang sedang turun saat ini.

"Dengan adanya diskon besar-besaran, akan memancing wisatawan datang ke Palembang yang pada akhirnya tingkat hunian hotel akan meningkat," kata dia.


Fokus Garap Wisata
Kota Palembang, Sumatera Selatan, mulai dikenal di kawasan Asia hingga Eropa sejak menjadi tuan rumah berbagai ajang olahraga internasional multicabang olahraga, seperti SEA Games 2011, Islamic Solidary Games 2013, ASEAN University Games 2014.

Untuk ajang single event olahraga, Sumsel menjadi tuan rumah untuk sejumlah ajang bergengsi, yakni Kejuaraan Dunia Ski Air dan Wakeboard pada tahun 2012, Kejuaraan Voli Pantai Asia Pasifik pada tahun 2010--2013, dan babak kualifikasi Piala Davis 2015 pada bulan Maret lalu.

Kemudian, pada akhir April ini dijadwalkan akan menggelar Kejuaraan Tinju Internasional Piala Presiden dengan diikuti 25 negara, dan tuan rumah Asian Games ke-18 tahun 2018.

Oleh karena itu, Gubernur Sumatera Selatan H. Alex Noerdin menyatakan Sumatera Selatan fokus menggarap pada sektor pariwisata untuk memanfaatkan momen pelaksanaan Asian Games mendatang.

"Setelah SEA Games, Sumsel sudah menggembangkan wisata olahraga. Kompleks Olahraga Jakabaring saat ini sudah menjadi tempat kunjungan wisatawan asing dan domestik. Namun, dengan ini saja tidak cukup, harus ada inovasi baru," kata Alex beberapa waktu lalu.

Untuk itu, selain wisata olahraga, Sumsel juga menggarap wisata belanja dan wisata sejarah karena dirasakan tidak cukup jika hanya menjual Kompleks Olahraga Jakabaring untuk menggaet wisatawan.

Hanya saja untuk wisata sejarah, Alex tidak menampik berjalan lambat meski Sumatera Selatan dikenal sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya pada abad VII--XV.

Semestinya, menurut Alex, daerah ini berkembang pesat menjadi salah satu tujuan wisata sejarah religius sejak lampau.

"Sangat disayangkan daerah kita tidak memiliki para inovator untuk menjadikan sejarah masa lampau itu sebagai nilai tambah terhadap pembangunan pariwisata," kata Alex Noerdin.

Gubernur memberi contoh seputar Kantor Wali Kota Palembang ditetapkan menjadi kawasan cagar budaya. Di daerah itu perlu ada inovasi yang dikembangkan untuk menjelaskan secara mendalam dan kontinu kepada setiap wisatawan nusantara maupun mancanegara betapa menariknya lokasi itu.

Pada masa penjajahan Belanda, Kantor Wali Kota Palembang itu menjadi sebuah menara air bersih. Bangunan berarsitektur Eropa dengan atap datar itu pada bagian bawah menara airnya dijadikan sebagai pusat Pemerintahan Kota Palembang.

Setelah kemerdekaan, bangunan tersebut menjadi Kantor Wali Kota Palembang dan lokasi tidak jauh dari bantaran Sungai Musi, Jembatan Ampera, dan Benteng "Kuto Besak".

"Itu salah satu contoh saja jika kita mau sebab masih banyak lagi situs arkeologi peninggalan sejarah Kerajaan Sriwijaya di Palembang, seperti Taman Bukit Siguntang," ujarnya.

Menurut Alex, pengelolaan sebuah objek yang bisa diangkat menjadi sumber ekonomi amat dibutuhkan para inovator tersebut. Misalnya, seorang kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan harus memiliki "jiwa pedagang".

Hal yang sama untuk pengembangan sektor kepariwisataan juga dibutuhkan para inovator yang mampu menjual inovasi-inovasi dan kreativitas.

Menurut dia, kesempatan dan peluang itu harus ditangkap karena Sumatera Selatan hingga kini terus dilirik para investor asing, termasuk menjadi tuan rumah berbagai penyelenggaraan kegiatan internasional, mulai dari kegiatan olahraga hingga pertemuan bisnis, sosial, dan budaya.

Terkait dengan keinginan Alex ini, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Selatan Irene Camelyn Sinaga mengatakan bahwa untuk sektor wisata sejarah telah menggarap Wisata Jalur Laut Sutra, yakni tapak tilas pelayaran samudra Laksamana Cheng Ho yang terdiri atas sembilan serial mulai Aceh hingga Bali.

"Sumatera Selatan optimistis bakal mendapatkan porsi besar di wisata jalur sutra yang dikembangkan Kementerian Pawisata karena berdasarkan sejarahnya, Laksamana Cheng Ho mendarat pertama kali di Palembang," kata dia.

Selain menggarap sektor wisata sejarah, Sumsel saat ini mulai merambah gelaran acara di luar olahraga. Belum lama ini, menggelar Festival Musik Jazz dan peluncuran film nasional berjudul "Ada Surga di Rumahmu" yang pembuatannya berlatar belakang Kota Palembang.

"Tentunya Sumsel harus berpikir jauh ke depan karena sampai kapan akan menjual event olahraga? Akan tetapi, harus disadari, sektor pariwisata adalah investasi jangka panjang dan tidak bisa instan," kata mantan Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Sumsel ini.