BKKBN dorong aseptor beralih ke metode jangka panjang

id bkkbn

BKKBN dorong aseptor beralih ke metode jangka panjang

Pelayanan KB di daerah terpencil (ANTARA FOTO)

...Penggunaan pil dan suntik kerap menimbulkan efek samping bagi pemakai, keadaan ini berbeda dengan IUD dan implant karena memasukkan sejenis alat ke tubuh aseptor. Selain itu, penggunaan pil dan suntik rentan sekali karena jika lupa maka bisa "kebo
Palembang  (ANTARA Sumsel) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Sumatera Selatan mendorong aseptor KB pengguna alat kontrasepsi jenis pil dan suntik beralih ke metode jangka panjang yakni menggunakan implant dan Intra Uterine Device (spiral)
    
Kepala Perwakilan BKKBN Sumatera Selatan Aan Jumana di Palembang, Selasa, mengatakan, jumlah peserta KB aktif di Sumsel mencapai1,2 juta orang, namun hanya sekitar empat ratus orang yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang sehingga secara jumlah sangat sedikit sekali.
    
"Tahun ini, BKKBN akan fokus mengenjot angka konversi KB yakni mereka yang sudah ber-KB akan didorong supaya beralih ke metode kontrasepsi jangka panjang (mkjp)," kata Aan.
    
Ia mengemukakan, para aseptor KB akan diberikan pemahaman bahwa mkjp lebih aman, efektif, dan efisien karena memiliki rentan waktu yang lama yakni untuk bisa bertahan selama tiga tahun dan IUD masa 10 tahun.
    
Sehingga, secara kesehatan akan lebih aman, mengingat tubuh aseptor tidak dimasukkan zat antibiotik secara periodik seperti saat menggunakan kontrasepsi KB jenis pil atau suntik.
     
"Penggunaan pil dan suntik kerap menimbulkan efek samping bagi pemakai, keadaan ini berbeda dengan IUD dan implant karena memasukkan sejenis alat ke tubuh aseptor. Selain itu, penggunaan pil dan suntik rentan sekali karena jika lupa maka bisa "kebobolan"," ujarnya.
    
Sumatera Selatan sempat menyandang peringkat sebagai "ratu suntik" karena tingginya penggunaan alat kontrasepsi jenis suntikan. 
     
Namun, seiring dengan gencarnya sosialisasi mengenai mkjp, saat ini jumlah aseptor yang menggunakan implant dan Intra Uterine Device atau spiral bergerak naik pada 2014.
     
"Target pada 2014 untuk mkjp semuanya tercapai, sehingga pada 2015 ada ditargetkan tumbuh 16,7 persen atau naik 1,7 persen," ujar dia.
     
Program Kependudukan dan Keluarga Berencana belum berjalan dengan semestinya berdasarkan hasil Survey Demografi Kependudukan Indonesia (SDKI) tahun 2012, mengingat terjadi peningkatan jumlah total angka kelahiran atau Total Fertility Rate (TFR).
     
Angka TFR tercatat 2,6 per wanita usia subur (dalam 10 wanita usia subur terdapat 26 anak yang terlahirkan) atau menyamai catatan SDKI 2007 (stagnasi).