BPBD dan Dishut Sumsel cegah kebakaran lahan

id yulizar d, kepala bpbd sumsel

BPBD dan  Dishut Sumsel cegah kebakaran lahan

Kepala BPBD Sumsel Yulizar Dinoto (Foto: antarasumsel.com/Evan Ervani)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Dinas Kehutanan Sumatera Selatan terus melakukan upaya pencegahan kebakaran lahan di sejumlah kabupaten di provinsi tersebut.

"Ada lima kabupaten yang menjadi titik fokus pencegahan terjadinya kebakaran lahan dan hutan, sehingga setiap tahunnya menjadi pusat penyebaran asap dampak dari kebakaran terutama di lahan gambut, kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Yulizar Dinoto di Palembang, Rabu.

Menurut Yulizar, berdasarkan catatan BPBD dan Dinas Kehutanan (Dishut) Sumsel ada lima kabupaten yang setiap tahun rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan, yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir, Musibanyuasin, Banyuasin dan Kabupaten Muaraenim.

Pada lima kabupaten tersebut berada di wilayah 68 kecamatan serta 58 desa sangat rawan terjadi bencana kebakaran hutan merupakan lahan gambut liar dan juga termasuk lahan hutan tanaman industri (HTI).

Dikemukakannya, pada 68 kecamatan tersebut akan dijadikan titik fokus sebagai lokasi antisipasi pencegahan kebakaran di pesisir timur.

Menurut dia, BPBD Sumsel telah melakukan pemetaan serta penyuluhan antisipasi kebakaran tersebut bekerja sama dengan pihak Dinas Kehutanan.

Pada penyuluhan tersebut warga diajarkan cara pemadaman api dengan menggunakan cairan flame freeze agar lebih cepat dan efektif, katanya.

"Selain itu, kami akan menerapkan sistem bloking kanal yang sudah harus dilakukan oleh setiap pemegang HTI di lahan perkebunan guna mengantisipasi kekeringan lahan gambut di sekitar area, sehingga asap ditimbulkan di musim kemarau tidak menyebar terutama ke wilayah timur," kata Kepala Dishut Sumsel Sigit Wibowo menambahkan.

Menurut Sigit, pihaknya sudah menginstruksikan kepada semua pemilik HTI agar menyelesaikan pembuatan sistem bloking kanal tersebut terutama di pantai timur, karena merupakan lahan gambut.

Dia menambahkan, melalui pemetaan serta langkah antisipasi pencegahan yang dilakukan tersebut, diharapkan pada saat musim kemarau nanti mampu meminimalisir terjadinya kebakaran hutan dan lahan gambut.

"Dengan peran serta semua pihak termasuk masyarakat, diharapkan Sumatera Selatan nantinya akan terbebas dari bencana asap seperti pernah terjadi di tahun 2014," katanya.