Walhi Sumsel kecam pembunuhan petani Jambi

id walhi, kecam pembunuhan, petani

Walhi Sumsel kecam pembunuhan petani Jambi

Ilustrasi - Aktivis Walhi nasional dan Sumatera Selatan. (Foto Antarasumsel.com/Yudi Abdullah/13)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Sumatera Selatan mengecam tindak kekerasan petugas keamanan PT Wira Karya Sakti hingga seorang petani meninggal dunia pada 28 Februari 2015.

Tindakan pembunuhan yang diduga dilakukan petugas qakeamanan unit reaksi cepat PT. Wira Karya Sakti (WKS) Jambi itu, tidak boleh dibiarkan karena dapat melemahkan perjuangan petani mendapatkan haknya yang telah dirampas perusahaan atau pihak tertentu, kata Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumsel, Hadi Jatmiko seusai aksi solidaritas untuk petani Jambi di Palembang, Jumat.

Menurut Hadi, pihaknya meminta aparat Polda Jambi bekerja serius mengusut tuntas kasus pembunuhan terhadap seorang anggota serikat petani Tebo, Indra Peilani yang meninggal dalam kondisi luka tusuk, tubuh penuh lebam, kepala pecah, mulut tertutup dan kedua tangannya terikat.

Polisi diharapkan segera mengungkap kasus pembunuhan itu dan tidak hanya menghukum pelakunya tetapi juga otak di balik aksi main hakim sendiri petugas keamanan PT WKS satu grup dengan perusahaan "Asia Pulp and Paper/APP".

Selain itu, mendesak Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk berperan aktif melakukan penyidikan atas kasus tersebut karena diduga terjadi pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh pihak perusahaan melalui petugas keamanannya.

Jika kasus tersebut terungkap dan pihak perusahaan terbukti terlibat, diminta kepada pihak berwenang mencabut izin PT. Wira Karya Sakti, katanya.

Dia menjelaskan, Serikat Petani Tebo merupakan ormas yang memperjuangkan hak
petani di Bukit Rinting, Desa Lubuk Mandarsyah, Kabupaten Tebo.

Korban pembunuhan Indra berusia 21 tahun, keseharian merupakan tokoh pemuda yang selalu ikut serta dalam memperjuangkan hak atas tanah bagi rakyat di Desa Mandarsyah.

Peristiwa pembunuhan itu terjadi sehari menjelang diadakannya panen raya masyarakat Desa Lubuk Mandarsyah di lahan mereka yang diklaim oleh PT WKS berada di dalam konsesi perusahaan.

Untuk membantu pengusutan kasus tersebut berjalan dengan baik dan tuntas sesuai dengan harapan petani, pihaknya akan terus mendukung perjuangan Serikat Petani Tebo dan melakukan aksi solidaritas, ujar Hadi.