Menko Perekonomian harapkan harga beras tak ganggu inflasi

id menko perekonomian, pasar, beras, padsar beras, harga, harga beras, inflasi, tak pengaruhi inflasi

Menko Perekonomian harapkan harga beras tak ganggu inflasi

Ilustrasi - Pembagian beras untuk kalangan warga yang kurang mampu. (FOTO ANTARA)

...Harga beras bisa mempengaruhi inflasi secara signifikan, untuk itu pemerintah serius menangani masalah kenaikan harga beras...
Jakarta (ANTARA Sumsel) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengharapkan kenaikan harga beras di berbagai daerah tidak mengganggu laju inflasi pada Februari, karena pemerintah telah menyiapkan antisipasi terkait pengadaan komoditas tersebut.
       
"Harga beras bisa mempengaruhi inflasi secara signifikan, untuk itu pemerintah serius menangani masalah kenaikan harga beras," katanya di Jakarta, Selasa.
       
Sofyan mengatakan upaya pemerintah untuk menahan kenaikan harga beras adalah dengan menyalurkan raskin dan meminta Bulog melakukan intervensi berupa operasi pasar agar distribusi beras tidak terganggu.
       
"Kita 'allout' untuk menggelontorkan sebanyak mungkin, kalau perlu cadangan Bulog kita digelontorkan. Memang ada wacana perubahan sistem raskin, tapi ini masih kita pelajari, yang penting raskin tertunda kita digelontorkan," ujarnya.
       
Ia mengakui kenaikan harga beras ini terjadi karena ada kelangkaan suplai, padahal stok beras Bulog masih memadai yaitu mencapai 1,4 juta ton hingga April. Untuk itu, masalah terhambatnya pasokan ini diharapkan segera teratasi.
       
"Hari ini raskin mulai digelontorkan 300 ribu ton. Bulog harus menjamin suplai. Jangan sampai terjadi kekurangan suplai, karena para spekulan berpikir kalau suplai kurang, maka mereka menaikkan harga," katanya.    
  
Sofyan menambahkan terhadap tindakan spekulasi yang bisa meningkatkan harga beras seperti penimbunan, maupun pengadaan beras secara ilegal melalui penyelundupan, akan dilakukan penindakan hukum atas upaya pelanggaran itu.
       
"Kalau ada, kita tangkap. Lagi pula kalau dia tahan-tahan (harga), akan rugi sendiri. Kita pastikan akan gunakan cadangan Bulog yang ada (untuk mengatasi masalah ini), kalau perlu impor, tapi kita belum memutuskan impor," katanya.
       
Meskipun harga beras mengalami kenaikan, namun kondisi ini ternyata tidak diikuti oleh kenaikan harga komoditas pangan lainnya, sehingga timbul dugaan kenaikan harga beras tersebut diakibatkan oleh ulah pedagang yang menimbun stok.
       
Pemerintah mengharapkan ulah spekulan itu tidak mengganggu tingkat inflasi Februari 2015, yang awalnya diprediksi rendah seperti laju inflasi Februari 2014 yang tercatat pada Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 0,26 persen.