Banjir selalu "menghantui" masyarakat Sumatera Selatan

id banjir, bencana banjir, bantuan, bencana, waspada, banjir, waspada banjir dan longsor, bencana banjir selalu menghantui masyarakat sumsel, sumsel

Banjir selalu "menghantui" masyarakat Sumatera Selatan

Ilustrasi - Wilayah Sumsel rawan banjir (Foto Antarasumsel.com/14)

...Melihat intensitas curah hujan tersebut, hingga beberapa bulan ke depan masyarakat diimbau agar mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor...
Palembang (ANTARA Sumsel) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Sumatera Selatan mengimbau warga provinsi setempat agar mewaspadai bencana banjir dan tanah longsor yang mulai melanda sejumlah daerah pada musim hujan sekarang ini.

Intensitas curah hujan di wilayah provinsi berpenduduk sekitar 8,6 juta jiwa itu, pada awal hingga pertengahan Februari 2015 ini diprakirakan sedikit menurun, yakni berkisar 250-351 milimeter dari sebelumnya yang mencapai hingga 400 mm.

Kondisi menurunnya intensitas curah hujan ini tidak berlangsung lama, karena pada pertengahan bulan ini hingga Maret diprakirakan intensitas curah hujan kembali meningkat hingga 400 mm lebih.

Melihat intensitas curah hujan tersebut, hingga beberapa bulan ke depan masyarakat diimbau agar mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor dampak negatif dari musim hujan itu.

Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumsel Indra Purnama di Palembang menjelaskan, beberapa wilayah di provinsi yang memiliki 17 kabupaten dan kota ini berpotensi dilanda bencana banjir yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Musirawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Muaraenim, dan Kota Palembang.

Sedangkan beberapa daerah lainnya berpotensi dilanda bencana tanah longsor seperti Kota Pagaralam, Kabupaten Lahat, Empat lawang, Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Selatan, dan sebagian wilayah Kabupaten Muaraenim yang memliki daerah dataran tinggi.

Bahkan sejumlah desa di Kabupaten OKI pada pertengahan Januari 2015 lalu mulai dilanda banjir yang megakibatkan sejumlah rumah dan lahan pertanian terendam air.

Masyarakat yang tinggal di kawasan rawan banjir diminta untuk meningkatkan kewaspadaan karena bukannya tidak mungkin sewaktu-waktu bencana yang melanda sejumlah daerah di Kabupaten OKI itu, juga bisa melanda daerah rawan lainnya, ucapnya.

Bencana banjir mulai melanda sejumlah masyarakat daerah ini, begitu juga bencana tanah longsor sewaktu-waktu dapat merusak dan menimbun rumah penduduk.

Melihat kondisi cuaca yang diprakirakan masih sering turun hujan dengan intensitas ringan hingga sedang itu bencana banjir dan tanah longsor akan selalu "menghantui" masyarakat Sumsel, terutama yang berada di daerah rawan bencana pada musim hujan itu.

        Siapkan Bantuan

Kepala Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Sumatera Selatan, M.S Sumarwan menjelaskan, wilayah provinsi ini yang memiliki dataran rendah dan tinggi terdapat sejumlah daerah rawan bencana banjir dan tanah longsor.

Melihat kondisi tersebut, pihaknya yang mendapat tugas mencegah timbulnya permasalahan sosial di tengah-tengah masyarakat berupaya menyiapkan bantuan baik berupa bahan makanan maupun tenaga sukarelawan penyelamatan korban bencana.

Bantuan tersebut sewaktu-waktu didistribuskan kepada masyarakat yang mengalami bencana oleh petugas Dinas Sosial Provinsi Sumsel dibantu petugas dinas sosial kabupaten dan kota yang dilanda bencana dan sukarelawan Taruna Siaga Bencana (Tagana).

Sebagai gambaran saat banjir melanda dua kecamatan dalam wilayah Kabupaten OKI yakni Kecamatan Lempuing Jaya dan Lempuing pada pertengahan Januari 2015 lalu, pihaknya membantu ratusan masyarakat yang menjadi korban bencana tersebut.

Banjir yang diakibatkan meluapnya Sungai Lempuing itu merendam rumah yang tersebar di Desa Sungai Belida, Lubuk Makmur, Mekar Jaya, Kepayang, Cahaya Tani, Sumber Makmur, dan Desa Cahaya Makmur.

Selain merendam rumah warga, banjir di Desa Sungai Belida mengakibatkan 50 hektare sawah milik empat kelompok tani terendam, Desa Lubuk Makmur 30 hektare milik dua kelompok tani, Desa Mekar Jaya 57 hektare, Desa Kepayang 294 hektare milik 10 kelompok tani, Desa Cahya Makmur 65 hektare milik 3 kelompok tani, Desa Cahaya Tani 80 hektare milik empat kelompok tani, dan Desa Sumber Makmur 11 hektare milik dua kelompok tani.

Melihat prediksi intensitas curah hujan dari BMKG akan mencapai puncaknya dan bencana tersebut akan terus mengancam, masyarakat di Sumsel yang berada di daerah berpotensi dilanda bencana banjir dan tanah longsor diimbau agar meningkatkan kewaspadaan.

Selain mendorong masyarakat untuk meningkatkwan kewaspadaan, jajaran Dinas Sosial bersama Tagana berupaya menyiapkan bantuan untuk masyarakat menghadapi kemungkinan terjadinya bencana menghadapi musim hujan sekarang ini.

"Menghadapi kemungkinan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor, sekarang disiapkan bahan makanan untuk orang dewasa dan anak-anak, selimut, tenda penampungan sementara, dan peralatan evakuasi," ujar Sumarwan.

Dia menjelaskan, musim hujan ini diprediksi berlangsung hingga April 2015, untuk menghadapi kemungkinan terjadinya bencana, pihaknya telah melakukan berbagai persiapan sehingga jika terjadi bencana para korban dapat segera dibantu.

Bantuan untuk para korban bencana tersebut sekarang ini disimpan di gudang bantuan bencana Dinas Sosial Sumsel dan gudang milik Bulog yang terdapat di sejumlah daerah.

"Sebagai gambaran sekarang ini tersedia bantuan beras untuk kejadian bencana luar biasa sebanyak 200 ton di tingkat provinsi, dan 100 ton di tingkat kabupaten dan kota, sedangkan stok untuk bantuan reguler terdapat lima ton beras per kabupaten dan kota," tuturnya.

Bantuan tersebut sewaktu-waktu siap didistribusikan oleh petugas Dinas Sosial dan sukarelawan taruna siaga bencana (Tagana) kepada masyarakat di kabupaten dan kota yang mengalami bencana.

Melalui kewaspadaan yang tinggi dan berbagai bantuan yang dipersiapkan tersebut semoga jika terjadi bencana yang selalu "menghantui" masyarakat Sumsel pada setiap musim hujan itu, dapat ditanggulangi dengan baik dan tidak menimbulkan permasalahan sosial di lokasi yang mengalami bencana.