PSSI: Klub LSI tingkatkan kualitas permainan

id pssi, Djohar Arifin Husin, ketua pssi

PSSI: Klub LSI tingkatkan kualitas permainan

Ketua Umum PSSI (FOTO ANTARA)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Djohar Arifin Husin berpesan kepada klub Liga Super Indonesia untuk meningkatkan kualitas permainan untuk menarik minat sponsor.

"PSSI mengarahkan kepada klub agar meningkatkan kepercayaan publik dan meningkatkan kualitas permainan. Dengan begitu sponsor akan datang dengan sendirinya," kata Djohar seusai mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham PT Liga Indonesia di Palembang, Sumsel, Sabtu.

Ia mengemukakan, sudah saatnya klub profesional di Indonesia berorientasi bisnis sehingga persepakbolaan Tanah Air menjadi lebih sehat dan gairah.

Sejumlah pemain Liga Super Indonesia kerap berseteru dengan pemilik klub karena hak berupa uang kontrak tidak terpenuhi.

PSSI mengharapkan tidak ditemukan lagi klub yang terkendala pendanaan di tengah kompetisi.

"Klub profesional di Indonesia sudah saatnya belajar berbisnis. Ini bisa dilakukan asalkan mau belajar, silakan belajar dengan klub-klub Eropa seperti Galatasaray yang memiliki 52 unit usaha," kata dia.

Ia menerangkan, sebuah klub sepak bola profesional bisa sangat kaya asalkan mau menjadikan sepak bola sebagai komoditas untuk mendapatkan keuntungan.

"Galatasaray memiliki 22 juta pendukung aktif, jika mereka memiliki koran maka berapa eksemplar yang akan terjual, jika memiliki stasiun radio maka berapa juta orang yang akan mendengarkan. Beginila sejatinya peluang bisnis dalam sepak bola," kata dia.

Menurutnya, PSSI mendorong klub profesional di Indonesia untuk meningkatkan kualitas di antaranya dengan memberikan standar pemain asing yang boleh memperkuat klub.

Selain itu, PSSI juga menjanjikan peningkatan kualitas wasit atau pengadil pertandingan LSI.

Terkait dengan wasit tersebut, CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono mengatakan perusahaannya telah membuat peraturan bahwa biaya akomodasi wasit pada musim 2015 tidak diserahkan kepada klub.

"Ini untuk menjaga integritas kompetisi, mulai 2015 biaya tiket, penginapan, dan lainnya yang menjadi kebutuhan wasit ditanggung PT Liga. Dengan begini maka komunikasi antara wasit dan klub akan terbatas," kata Joko.