Jayapura (ANTARA Sumsel) - Kantor Bupati Kabupaten Maybrat, Papua Barat pada Senin (15/12) malam dibakar oleh massa pendukung Paskalis Baru yang meninggal dunia setelah enam bulan menjalani perawatan medis di Jakarta.
"Bukan itu, saja masyarakat pendukung almarhum Paskalis Baru juga membakar kantor DPRD Maybrat. Semuanya hampir habis terbakar rata dengan tanah, tapi kantor DPRD tersisa setengahnya," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono di Kota Jayapura, Papua, Selasa.
Ia menduga pembakaran itu disebabkan kekesalan massa pendukung Almarhum Paskalis Baru, terhadap Pemerintah Kabupaten Maybrat yang terkesan tidak peduli dengan kondisi salah satu tokoh pemekaran Kabupaten Maybrat itu.
"Pembakaran itu diduga disebabkan meninggalnya tokoh pemekaran Kabupaten Maybrat, Paskalis Baru di Jakarta. Jadi memang perlu sekali pemahaman, karena karakter masyarakat Maybrat yang cukup keras dan hukum adat yang keras pula," katanya.
Mengenai peristiwa pembakaran itu, Pudjo menyampaikan jika hal itu dilakukan dengan cara menyiram bahan bakar minyak jenis bensin dan minyak tanah oleh puluhan masyarakat dari dua Kampung pendukung Paskalis Baru ke kantor bupati dan DPRD Maybrat.
Namun, sebelum itu, massa dari Kampung Awasih dan Kamuke yang berjumlah kurang lebih 30 orang itu berkumpul di Kamuke kemudian menuju kearah kota. "Selain membawa bensin dan minyak tanah masyarakat juga membawa senjata tradisional, seperti parang, panah dan tombak," katanya.
Saat kejadian, lanjut dia, petugas dari Polsek Aifat yang berjumlah 14 personel dan 12 petugas Koramil Aifat sempat berupaya meredam emosi masyarakat yang sudah memuncak namun hal itu sia-sia. "Petugas dari Polsek Aifat dan Koramil Aifat kalah jumlah, mereka juga sudah berupaya memadamkan api namun tidak berhasil. Dua kantor milik pemerintah itu akhirnya terbakar," katanya.
Dari peristiwa itu, kata Pudjo, jajaran Kepolisian Resor Sorong Selatan telah mengamankan empat orang warga yang diduga sebagai pelaku pembakaran Kantor Bupati dan DPRD Maybrat. "Mereka itu, adalah Oktovianus, Andarias, Fransiskus dan Ronald," katanya.
Pascapembakaran, Pudjo juga menyampaikan jika Kapolres Sorong Selatan, AKBP Alexander Lauw telah mendatangi lokasi kejadian guna meredam emosi masyarakat. "Sementara ini, polisi telah meningkatkan status siaga di wilayah Kabupaten Maybrat. Pak Kapolres Sorong Selatan juga sudah datangi TKP," katanya.
Berkaca pada kasus itu, Pujdo menambahkan jika Polda Papua telah mengimbau kepada masyarakat luas di Papua Barat agar tidak main hakim sendiri, seperti yang terjadi di Maybrat. "Itu tindakan yang emosional, merugikan semua pihak dan agama pun melarang. Ada baiknya kita tidak main hakim sendiri, jika ada persoalan diupayakan menempuh jalur hukum atau mediasi, agar semua persoalan bisa diselesaikan dengan baik dan aman," imbau Pujdo.
Berita Terkait
Korban banjir meninggal di Bandung Barat bertambah jadi empat orang
Rabu, 27 Maret 2024 11:03 Wib
Kakanwil: UKK OKU dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Lampung
Sabtu, 23 Maret 2024 18:11 Wib
Polisi tetapkan lima tersangka perusak kantor PPA TNBBS
Jumat, 22 Maret 2024 14:01 Wib
Prabowo terima kasih ke Anies dan Ganjar yang ejek saat kampanye
Kamis, 21 Maret 2024 21:11 Wib
Kejaksaan geledah kantor Dinas Pendidikan Sumbar
Selasa, 19 Maret 2024 15:13 Wib
Kejati Sumsel geledah 3 kantor terkait dugaan korupsi penerbitan SPH
Jumat, 15 Maret 2024 20:25 Wib
Tawuran sarung bawa belasan remaja ke kantor polisi
Jumat, 15 Maret 2024 11:41 Wib
Pos Palembang promo khusus pengiriman pempek selama Ramadhan
Kamis, 14 Maret 2024 23:31 Wib