Keluarga pasien tewas akan tuntut RSUD Baturaja

id rsud baturaja, keluarga pasien akan tuntut rsud

Keluarga pasien tewas akan tuntut RSUD Baturaja

Pihak managemen RSUD Baturaja ketika memberikan penjelasan, Kamis (Foto: antarasumsel.com/14/Edo Permana)

Baturaja (ANTARA Sumsel) - Keluarga berencana akan menuntut pihak Rumah Sakit Umum Daerah dr Ibnu Soetowo Baturaja dan bidan yang merawat pasien Dina ke jalur hukum, sebab diduga lalai menjalankan tugasnya sehingga menyebabkan nyawa korban melayang.

Menanggapi hal itu, spesialis Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Ibnu Soetowo Baturaja dr Kurnia, di dampingi Dirut RSUD dr Harseno dan Humasnya Turipno di Baturaja, Kamis menjelaskan, almarhumah Dina memang dirujuk ke RSUD Dr Ibnu Sutowo pada Jumat (21/11) petang, karena diduga hendak melahirkan.

"Jumat petang Dina dibawa ke RSUD ini. Kondisi saat itu tubuh korban memang lemah. Setelah diperiksa kehamilannya, ternyata janin di dalam perut almarhum sudah meninggal, karena tidak ada denyut jantungnya lagi," kata dr Kurnia.

Menyadari hal itu, lanjut dr Kurnia, pada Sabtu (22/11), keluarga pasien meminta kepada pihak rumah sakit agar segera dilakukan operasi untuk mengeluarkan janin di dalam perut dan menyelamatkan Dina, sebab bayi yang dikandungnya sudah meninggal.

Namun pihak rumah sakit masih mengusahakan persalinan normal hingga kemudian Guru Taman Kanak-Kanak itupun meninggal dunia bersama bayi dalam kandungannya, setelah tiga hari berjuang mengeluarkan janin yang diketahui sudah meninggal.

"Pihak keluarga memang meminta kita melakukan operasi untuk mengeluarkan janin yang sudah meninggal. Saat itu saya masih menganjurkan untuk dilakukan secara normal dengan memberikan obat agar janin keluar normal. Dan anjuran kami dokter di setujui pihak keluarga almarhumah. Persetujuan itu memang tidak tertulis, namun disampaikan secara lisan," kata Kurnia.

Disinggung mengapa pihak rumah sakit menolak untuk dilakukan operasi dan menyarankan melahirkan secara normal, kata dia, hal tersebut disebabkan kondisi pasien Dina saat itu lemah.

Selain itu mengalami penyakit jantung yang timbul akibat pasca kehamilan.

"Ini alasan kita menyarankan untuk pihak keluarga tidak melakukan operasi. Jika dilakukan operasi maka resiko kematian terhadap pasisen cukup tinggi. Perbandingan kematian jika dilakukan operasi 25-30 persen," kata Kurnia sembari mengatakan karena dasar itulah mereka menyarankan pasien tidak dioperasi.

Setelah diberi penjelasan dan pengarahan, kata dr Kurnia, saat itu keluarga pasien menerima.

"Yang jelas kita sudah melakukan usaha penyelamatan pasien sesuai prosedur," ujarnya.

Sementara, korban Dina Maryana (28) warga Baturaja, salah satu guru PAUD meninggal dunia sebelum melahirkan akibat diduga lamban dirawat saat mau melahirkan di RSUD dr Ibnu Soetowo Baturaja.

Menurut informasi di lapangan, Kamis korban yang didiagnosa bahwa bayinya telah meninggal dunia saat usia kandungannya masih delapan bulan itu akhirnya tewas, berawal saat korban yang tengah hamil mengeluh sakit perut dan diduga akan melahirkan pada Jumat (21/11) petang.

Kemudian, keluarga korban membawanya ke bidan setempat dan dianjurkan untuk dibawa ke rumah sakit guna memastikan kondisi ibu hamil itu.

Selanjutnya keluarga almarhumah membawanya ke RSUD dr Ibnu Soetowo Baturaja dan dari hasil pemeriksaan, diketahui jika janin yang dikandung Dina sudah meninggal di dalam perutnya.

Akhirnya, pihak keluarga meminta petugas untuk operasi setidaknya dapat menyelamatkan ibunya, sebab anak di dalam kandungan diketahui sudah meninggal.

Namun, permintaan keluarga almarhumah untuk dilakukan operasi tidak dikabulkan pihak rumah sakit. Minggu (23/11).