Ratusan rumah warga Muratara terendam banjir

id banjir, banjir bandang

Ratusan rumah warga Muratara terendam banjir

Ratusan rumah warga terendam banjir (Foto Antarasumsel.com/14/E Permana)

Musirawas Utara (ANTARA Sumsel) - Ratusan rumah warga di sembilan kecamatan dalam wilayah Kabupaten Musirawas Utara terendam banjir bandang, akibat air Sungai Rupit meluap diguyur hujan beberapa hari terakhir.

Saat ini kondisi air masih terus bertambah dan warga sudah mengungsi ke rumah keluarga berada di wilayah jauh dari ancaman banjir, namun tidak ada korban jiwa, kata Pelaksana Harian (Plh) Bupati Musirawas Utara (Muratara) M Ali, Kamis.

Ia mengatakan banjir bandang itu melanda sembilan kecamatan yang berada dekat bantaran Sungai Rupit antara lain Kecamatan Rupit, Karang Jaya dan Kecamatan rawas Ilir hingga saat ini belum ada tanda-tanda akan surut bahkan cendrung semakin tinggi.

Awalnya banjir datang pada subuh sekitar pukul 05.00 WIB beberapa hari lalu membuat masyarakat panik dan tidak dapat menyelamatkan barang-barang berharga karena datang tiba-tiba setinggi lutut orang dewasa.

Antisipasi penanggulangan banjir itu menurunkan tim bencana daerah ke desa dan kelurahan yang terendam banjir untuk membantu masyarakat keluar rumah, disamping memanfaatkan perahu masing-masing warga setempat.

Saat ini tengah disiapkan bantuan bahan makanan bagi korban bencana misalnya makanan ringan supermi dan bahan pokok bagi warga yang akan ditampung dilokasi pengungsian.

"Sementara ini lokasi tempat penampung warga korban bencana saya kira belum perlu karena keluarga korban banjir itu dekat dengan lokasi dan bisa menumpang hingga air banjir surut," ujarnya.

Paling penting saat ini menyediakan alat transportasi warga seperti perahu karet atau perahu biasa agar mereka bisa beraktifitas sambil ngontrol rumahnya yang terendam banjir tersebut.

Salah seorang warga di Kecamatan Rupit Kosim mengatakan barang berharga dirumahnya tak sempat diselamatkan karena banjir itu datang tiba-tiba dan semuanya terendam banjir seperti televisi, sepeda motor dan barang lainnya.

Ia sejak sore harinya sudah curiga akan banjir karena hujan turun sangat deras dan beberapa anak sungai mulai meluap, tapi untung saja saat bajir tiba anak istri bisa diselamatkan.

"Kami saat itu tak teringat lagi akan barang-barang berharga termasuk ternak karena banjir itu tiba secara dadakan dan hingga saat ini kondisinya makin dalam," katanya.

Untuk menyambung hidup sehari-hari masih makan dirumah keluarga yang tidak terendam banjir disamping mengharapkan bantuan bahan makanan dari pemerintah daerah setempat.

Ia mengakui banjir itu rutin terjadi setiap tahun, sehingga setiap rumah sudah ada perahu, ketika banjir tiba anak istri bisa naik perahu ke rumah keluarga, ujarnya.