Penerima dana PSKS di Lubuklinggau 8.487 KK

id blt, program psks

Penerima dana PSKS di Lubuklinggau 8.487 KK

Kantor Pos hanya layani KK penerima dana PSKS (Foto: antarasumsel.com/14/Feny Selly)

Lubuklinggau (ANTARA Sumsel) - Penerima dana program simpanan keluarga sejahtra sosial (PSKS) di Kota Lubuklinggau saat ini tercatat 8.487 kepala keluarga dan masih berpotensi untuk bertambah, setelah harga hasil perkebunan anjlok dan bahan pokok naik drastis.

Sistem pembagian Program Simpanan Keluarga Sejahtra Sosial (PSKS) itu setiap hari dilakukan pada empat keluarahan disetiap kecamatan untuk menghindari kepadatan antrean warga penerima, kata Petugas kantor Pos Lubuklinggau Rosik, Selasa.

Ia mengatakan jumlah tersebut masih sama dengan penerima program yang sama tahun sebelumnya yang namanya Kartu Perlindungan Sosial (KPS) dan tahun ini dirubah menjadi PSKS.

"Kita membuka pelayanan mulai pukul 7.30 wib hingga pukul 15.00 wib, namun bila pada pukul 09.00 wib belum ada warga penerima yang datang, maka petugas kantor pos berinisiatif mendatangi kantor kelurahan untuk menkroscek keberadaan warga penerima," ujarnya.

Ternyata mereka masih banyak yang kekebun menyadap karet, namun tetap dititipkan pesan kepada warga yang mengambil agar memberi tahukan kepada mereka yang belum mengmbil bantuan sosial tersebut.

"Kita mengimbau kepada seluruh masyarakat yang terdaftar sebagai penerima dana PSKS agar datang sesuai jadwal yang ditentukan," ujarnya.

Bila terlambat dikhawatirkan akan menumpuk dan menyulitkan penerima itu sendiri terlalu lama ikut antrean dan jangan lupa membawa syarat-syarat seperti potok kopi KTP dan lainnya, tambahnya.

Salah seorang penerima bantuan sosial Junaedi mengakua sangat terbantu karena program itu sempat terhenti setelah dilaksanakan era presiden sebelumnya.

"Programnya sama namun hanya beda namanya saja dan jumlah uangnya juga sama dengan sebelumnya, bila dihitung dengan kenaikan harga bahan pokok setelah kenaikan harga BBM belum seimbang," ujarnya.

Ia mengatakan harga jual getah karet berkisar Rp5.500-Rp6.000 per kilogram, sedangkan harga beras naik menjadi Rp9.000 per kilogram demikian juga harga gula pasir hampir mencapai Rp12.000 per kilogram.

"Kami berharap pemerintah menikan harga hasil pertanian khususnya karet dan kelapa sawit, bila tidak maka akan tumbuh warga miskin baru di era pemerintahan sekarang," tandasnya.