Pusri: penyaluran urea bersubsidi selama kemarau lancar

id urea, pupuk uera, pupuk urea bersubsidi, subsidi, pupuk, subsidi pupuk, pusri, humas p[usri, sulfa, siulfa ghanie

Pusri: penyaluran urea bersubsidi selama kemarau lancar

Sulfa Ghanie (Foto Antarasumsel.com/13/Yudi Abdullah)

...Kebutuhan pupuk petani di sembilan provinsi wilayah kerja Pusri, hingga akhir September 2014 dapat dipenuhi dengan baik...
Palembang (ANTARA Sumsel) - PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) menyatakan penyaluran pupuk urea bersubsidi selama musim kemarau atau lima bulan terakhir berjalan lancar sesuai rencana definitif kebutuhan petani.

"Kebutuhan pupuk petani di sembilan provinsi wilayah kerja Pusri yang meliputi Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga akhir September 2014 dapat dipenuhi dengan baik," kata Manajer Hubungan Masyarakat Pusri, Sulfa Ghanie di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu.

Dia menjelaskan berdasarkan data realissi penyaluran pupuk urea bersubsisi atau nonkomersial sejak Januari hingga September 2014, sebanyak 809.383 ton pupuk urea telah disalurkan kepada petani di sembilan provinsi rayon.

"Secara kumulatif realisasi penyaluran pupuk urea bersubsidi per September ini sangat bagus bahkan melampaui target yang ditetapkan. Realisasi penyaluran pupuk bersubsidi mencapai 102 persen dari target public service obligation atau PSO pupuk urea yang ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian sebanyak 796.860 ton," ujarnya

Menurut dia, sebagai Badan Usaha Milik Negara, perusahaan itu berupaya memenuhi kebutuhan pupuk petani dalam negeri terutama di sembilan provinsi yang menjadi tanggung jawab pemenuhan kebutuhan pupuknya oleh Pusri.

Untuk terus memenuhi kebutuhan petani di sembilan provinsi rayon atau wilayah kerja perusahaan pada musim tanam April-September dan Oktober-Maret, BUMN itu berupaya meningkatkan stok pupuk urea hingga lini tiga atau tingkat kabupaten.

Penambahan stok pupuk urea secara bertahap terus dilakukan karena saat ini empat pabrik dengan total kapasitas produksi mencapai 2,2 juta ton per tahun, beroperasi dengan baik secara normal.

"Semua pabrik Pusri di Palembang saat ini beroperasi secara normal meskipun sudah berusia tua. Satu pabrik yang usianya relatif paling muda adalah pabrik Pusri 1B yang dibangun pada 1994," ujarnya.

Untuk menjaga eksistensi perusahaan dan mempertahankan kegiatan produksi pupuk urea agar tetap mampu memenuhi kebutuhan petani sesuai dengan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) tani, pihaknya berupaya secara bertahap melakukan revitalisasi atau penggantian pabrik.

Guna melakukan kegiatan revitalisasi pabrik tua itu, pihaknya sekarang ini dalam proses pengerjaan pembangunan satu pabrik baru dengan prioritas revitalisasi pabrik urea paling tua yakni pabrik Pusri II yang dibangun pada tahun 1974.

Proyek revitalisasi pabrik tua yang sedang berjalan sekarang ini dikerjakan oleh konsorsium PT Rekayasa Industri dan Toyo Engineering Corporation dengan nilai investasi Rp7,4 triliun.

"Jika pembangunan proyek revitalisasi tersebut berjalan sesuai rencana, pabrik baru diperkirakan sudah mulai berproduksi pada penghujung 2015 dan mampu mendongkrak produksi urea hingga 2,61 juta ton per tahun," kata Sulfa.