Hujan di Palembang bukan hujan buatan

id hujan alami, guyur kota palembang, musim kemarau, hujan turun di saat puncak kemarau, hujan, cuaca ekstrem

Hujan di Palembang bukan hujan buatan

Suasana jalan raya di Kota Palembang, saat turun hujan. (Foto Antarasumsel.com/Yudi Abdullah/12)

...Hujan yang turun di ibu kota Provinsi Sumatera Selatan pada puncak musim kemarau ini merupakan hujan alami dan hanya berlangsung sementara hingga dua sampai tiga hari ke depan...
Palembang (ANTARA Sumsel) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Sumatera Selatan menyatakan hujan yang turun di wilayah Kota Palembang dan sekitarnya pada siang hingga sore hari secara berturut-turut pada 19-20 September 2014 ini bukan hujan buatan.

Hujan yang turun di ibu kota Provinsi Sumatera Selatan pada puncak musim kemarau ini merupakan hujan alami dan hanya berlangsung sementara hingga dua sampai tiga hari ke depan, setelah itu diprediksi cuaca akan kembali ekstrem, kata Kasi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumatera Selatan, Indra Purnama di Palembang, Sabtu.

Dia menjelaskan, hujan yang mengguyur Kota Palembang dan sekitarnya dalam dua hari ini disebabkan oleh pengaruh pusat tekanan rendah yang terjadi di barat laut Philipina.

Kondisi tersebut menyebabkan tertariknya masa uap air di pantai barat melintasi hampir sebagian besar Pulau Sumatera yang mengakibatkan daerah ini diguyur hujan setelah cukup lama mengalami cuaca atau iklim ekstrem dengan suhu udara panas terik mencapai 35 derjat Celsius, katanya.

Menurut dia, setelah diguyur hujan yang cukup lebat, masyarakat diimbau untuk kembali mempersiapkan diri menghadapi cuaca ekstrem pada puncak musim kemarau ini.

Kondisi cuaca di Sumsel dalam kondisi ekstrem karena curah hujan sangat sedikit di bawah 100 milimeter, suhu udara mencapai 35 derajat Celsius dengan kelembapan udara nilainya kurang dari 45 persen terutama pada siang hingga sore hari antara pukul 12.00 -16.00 WIB.

Dalam kondisi cuaca ekstrem, ancaman titik api yang dapat mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan tetap perlu diwaspadai, sehingga masalah kabut asap yang mulai berkurang oleh guyuran hujan tidak kembali parah dan mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat.

Cuaca di wilayah Sumsel diprediksi dalam kondisi ekstrem hingga pertengahan Oktober 2014 karena setelah tanggal tersebut mulai memasuki musim penghujan, kata Indra.