IBI Darmajaya Lampung manfaatkan kepala lele jadi kerupuk

id kerupuk ikan lelel, tulang ikan lele, kepala ikan lele, lele, manfaatkan jadi kerupuk, mahasiswa kelola tulang lele jadi kerupuk

IBI Darmajaya Lampung manfaatkan kepala lele jadi kerupuk

Ilustrasi - Ikan lele. (FOTO ANTARA)

...Selain renyah dan gurih, kerupuk kepala dan tulang ikan lele mengandung banyak kalsium dan fosfor yang baik untuk tubuh...
Bandarlampung (ANTARA Sumsel) - Mahasiswa Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya Lampung Rendi Sailendra memanfaatkan kepala dan tulang ikan lele menjadi camilan enak bergizi tinggi berupa kerupuk tulang lele Masbuloe.
        
Mahasiswa semester enam Jurusan Manajemen IBI Darmajaya ini di Bandarlampung, Jumat, menyebutkan, telah menamai produknya dengan kerupuk tulang lele Masbuloe, akronim dari Mantab dan Sedap Buat Loe.
        
Selain renyah dan gurih, kerupuk buatannya ini mengandung banyak kalsium dan fosfor yang baik untuk tubuh.
        
Jenis ikan lele yang digunakan dalam pembuatan kerupuk ini, kata dia, adalah lele dumbo.
        
"Ikan lele sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia dan harganya cukup terjangkau. Tulang ikan lele dumbo selama ini dianggap limbah yang tak bermanfaat. Padahal, tulang ikan lele bisa diolah menjadi kerupuk yang mengandung kalsium tinggi mencapai 7.999 miligram dalam 100 gram," ujarnya pula.
        
Menurut dia, dibandingkan kerupuk aci, kerupuk udang, dan kerupuk ikan tenggiri, kerupuk tulang lele dumbo memiliki kandungan kalsium tertinggi.
        
Rendi menguraikan cara membuat kerupuk dari tulang ikan lele memang banyak tahapan.
        
Awalnya tulang dan kepala lele dicuci sampai bersih, selanjutnya dipresto selama dua jam agar menjadi lunak. Setelah itu, diblender sampai halus.
        
Menurut Rendi, proses blender ini menjadi tahapan paling memakan waktu lama dibandingkan proses lainnya karena tekstur kepala lele yang keras sehingga tidak mudah dihaluskan meski sudah dipresto.
        
"Pemberian bumbu juga dilakukan saat tulang diblender atau dihaluskan agar bumbu lebih merata. Untuk bumbu yang digunakan terdiri atas bawang merah, bawang putih, garam, dan rempah-rempah yang dihaluskan," ujar dia lagi.
        
Selanjutnya, penyuka film action ini menambahkan bahwa adonan tulang yang telah halus dicampur tepung kanji, lalu ditambahkan air. Setelah itu, diaduk sampai rata, selanjutnya adonan dibuat gulungan, kemudian dikukus selama 15 menit sampai pulen.
        
Jika sudah, lanjut dia, gulungan dijemur di bawah sinar matahari selama setengah hari, kemudian potong tipis-tipis membentuk lingkaran.
        
"Setelah selesai dipotong, selanjutnya kerupuk kembali dijemur selama satu hari penuh sampai kering lalu digoreng. Kerupuk kemudian dikemas dalam plastik dengan harga Rp3.000 per 30 gram," kata mahasiswa kelahiran Kalianda Lampung Selatan 23 tahun silam ini pula.
        
Selain kerupuk tulang ikan lele, Rendi juga memproduksi abon lele dengan harga yang sama yakni Rp5.000,00 untuk setiap 20 gramnya.
        
Dalam tahap merintis, pemasaran produknya masih terbatas pada orang-orang yang dikenalnya dan melalui penjualan online.        
   
Ia bertekad bisa memasukkan produknya ke mini market, swalayan atau pusat perbelanjaan.
        
Atas inovasi tersebut, Rektor IBI Darmajaya Dr. Andi Desfiandi, S.E., M.A., menyampaikan apresiasinya dan berharap langkah Rendi bisa membangun kesadaran mahasiswa lainnya akan pentingnya berwirausaha sejak dini.
        
Hal itu, menurut dia, bisa menjadi nilai plus bagi mahasiswa dibandingkan mahasiswa pada umumnya.
        
Saat ini, kata dia, IBI Darmajaya tengah gencar mendorong para mahasiswa untuk menuangkan ide dan kreativitas mereka dalam bentuk laporan ilmiah Program Kreativitas Mahasiswa dengan ide yang unik, berkualitas, dan memberi manfaat akan dibiayai oleh Ditjen Dikti Kemendikbud untuk segera diaplikasikan.
        
"Alhamdulillah langkah ini disambut baik oleh mahasiswa, terbukti dari jumlah mahasiswa yang mengajukan proposal hingga 84 orang," ujar Andi lagi.