Penerimaan pajak capai Rp548,1 triliun

id penerimaan pajak, kemenkeu, menkeu, pajak, penerimaan pajak meningkat, kemenkeu

Penerimaan pajak capai Rp548,1 triliun

Kementerian Keuangan (Antarasumsel.com/logo/Aw)

...Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat mencapai Rp499,8 triliun atau 50,22 persen dari target APBN...
Jakarta (ANTARA Sumsel) - Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan mencatat realisasi penerimaan pajak hingga 8 Agustus 2014 telah mencapai Rp548,1 triliun atau 51,11 persen dari target dalam APBN-Perubahan sebesar Rp1.072,4 triliun.
        
Dalam rilis Direktorat Jenderal Pajak yang diterima di Jakarta, Senin, realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat mencapai Rp499,8 triliun atau 50,22 persen dari target APBN.
        
Realisasi penerimaan pajak terdiri atas penerimaan PPh non migas yang tercatat mencapai Rp275,5 triliun atau 56,7 persen dari target Rp485,97 triliun dan PPN serta PPnBM yang mencapai Rp223,9 triliun atau 47,1 persen dari target Rp475,58 triliun.
        
Sementara, penerimaan PBB mencapai Rp1,05 triliun atau 4,8 persen dari target Rp21,7 triliun, pajak lainnya Rp2,9 triliun atau 57,3 persen dari target Rp5,17 triliun dan PPh migas mencapai Rp44,5 triliun atau 53,04 persen dari target Rp83,8 triliun.
        
Pada periode yang sama tahun 2013, realisasi penerimaan PPh non migas mencapai Rp251,9 triliun, penerimaan PPN serta PPnBM mencapai Rp201,1 triliun, penerimaan PBB mencapai Rp1,26 triliun, pajak lainnya Rp2,9 triliun dan PPh migas mencapai Rp42,5 triliun.
        
Sebelumnya, Menteri Keuangan Chatib Basri menekankan pentingnya ekstensifikasi penerimaan pajak agar tidak hanya terfokus pada sektor-sektor tradisional seperti pertambangan dan komoditas lainnya seperti CPO.
        
Menurut dia, ekstensifikasi harus dilakukan kepada sektor yang selama ini belum tergali secara optimal, agar target penerimaan pajak akhir tahun dapat tercapai, yaitu pada sektor properti serta sektor keuangan dan jasa.
        
"Beberapa sektor, perkembangannya atau pertumbuhannya cukup tinggi. Sebagai contoh, sektor properti, sektor keuangan, atau sektor jasa transportasi dan komunikasi. Kita harus menyadari, meskipun sektor-sektor ini mulai digarap, tetapi belum dilakukan secara optimal," kata Menkeu.