Warga Kertapati Palembang tekuni usaha ikan asap

id ikan asap, ikan salai, pedagang ikan asap menjamur, tekuni usaha ikan asapm warga kertapati, warga tekuni usaha ikan asap, bank samporna, siap bantu p

Warga Kertapati Palembang tekuni usaha ikan asap

Pedagang menunjukkan salah satu jenis ikan asap/salai. (Foto Antarasumsel.com/13/Feny Selly/Aw)

...Kelompok masyarakat yang membuat ikan olahan atau diawetkan dengan cara tradisional pengasapan itu tampak dengan mudah dijumpai di kawasan Kecamatan Kertapati itu...
Palembang  (ANTARA Sumsel) - Warga Kecamatan Kertapati Palembang, Sumatera Selatan, menekuni usaha ikan asap atau yang dikenal dengan ikan salai yang akhir-akhir ini semakin digemari masyarakat dalam dan luar kota setempat.

Pantauan Antara di kawasan permukiman penduduk Keramasan Kertapati dan jalan poros jembatan Musi II akses jalan lintas timur Sumatera antara Palembang-Lampung dan Palembang-Jambi, Sabtu, jumlah warga yang menekuni usaha ikan asap itu semakin banyak.

Kelompok masyarakat yang membuat ikan olahan atau diawetkan dengan cara tradisional pengasapan itu tampak dengan mudah dijumpai di kawasan Kecamatan Kertapati itu.

Salah seorang perajin ikan salai di kawasan jalan poros jembatan Musi II Palembang, Marwiyah mengatakan, lima tahun lalu perajin ikan salai di daerah ini hanya dirinya dan beberapa orang tetangganya saja.

Namun sekarang ini jumlahnya terus bertambah yang datang dari berbagai kawasan karena ikan salai tidak hanya diminati masyarakat Kota Palembang dan daerah Provinsi Sumatera Selatan lainnya, tetapi masyarakat dari provinsi lain yang biasa melalui jalan lintas timur tersebut.

Dengan tingginya peminat ikan salai, mendorong masyarakat ramai-ramai untuk menekuni usaha pembuatan ikan yang diawetkan dengan proses pengasapan itu, katanya.

Dia menjelaskan, ikan yang dijadikan bahan baku untuk diproses menjadi ikan salai dan sangat diminati masyarakat yakni ikan gabus, patin, dan ikan lais.

Ikan yang telah diproses menjadi ikan salai itu dijual dengan harga berkisar Rp25.000 hingga Rp65.000 per kilogramnya.

Melihat tingginya minat masyarakat terhadap produk yang dihasilkan dengan cara tradisional itu, pihaknya berupaya mengembangkannya dengan cara membuat kios yang lebih baik, namun upaya tersebut belum bisa diwujudkan dalam waktu dekat karena terbentur dana.

"Saya berniat untuk mengembangkan usaha tersebut dengan cara proses produksi yang lebih baik dan tempat berdagang yang nyaman, tidak di emperan atau di kios seadanya di pinggir jalan lintas poros jembatan Musi II ini," ujar Marwiyah.

Sementara Bank Sahabat Sampoerna Cabang Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) menyatakan siap membantu pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) termasuk perajin ikan salai yang memiliki prospek bisnis yang cukup cerah.

"Untuk membantu pengembangan UMKM, kami siapkan plafon kredit mulai Rp500 juta hingga Rp5 miliar," kata Kepala Cabang Bank Sahabat Sampoerna Palembang, Kemas Afandi.

Dia menjelaskan bagi pebisnis yang akan memanfaatkan kredit usaha tersebut diberikan kemudahan membayar cicilan hingga lima tahun.

"Sebagai gambaran, kredit Rp500 juta cicilan per bulannya ditetapkan sebesar Rp45.602.370 untuk jangka waktu satu tahun sedangkan jangka waku lima tahun ditetapkan cicilan sebesar Rp12.426.280 per bulan," katanya.

Menurut dia, pihaknya membuka diri bagi pelaku UMKM di Kota Palembang dan beberapa daerah Sumsel lainnya yang membutuhkan dukungan dana atau modal untuk pengembagan usaha.

"Bank Sahabat Sampoerna hadir sebagai sahabat di tengah masyarakat Sumsel yang sedang giat membangun, kami siap membantu masyarakat yang memerlukan dukungan modal usaha serta pengelolaan keuangan," ujar Afandi.