Sopir transmusi kembali berunjukrasa tuntut gaji dua bulan

id transmusi, awak bus transmusi

Sopir transmusi kembali berunjukrasa tuntut gaji dua bulan

Unjukrasa sopir dan kondektur bus Transmusi (Foto Antarasumsel.com/14/Feny Selly/Aw)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Sopir dan kondektur bus transmusi Palembang kembali berunjukrasa menuntut gaji bulan Juni dan Juli serta tunjangan hari raya dibayarkan manajemen, karena hingga kini belum diterima ratusan pegawai fasilitas transportasi massa itu.

"Kami minta manajemen perusahaan PT Sarana Pembangunan Palembang Jaya (SP2J) segera membayarkan hak sopir dan kondektur gaji Juni dan Juli serta THR yang sesuai massa kerja," kata koordinator aksi awak bus transmusi, Syafril, Senin.

Menurut dia, tuntutan hak sopir dan kondektur itu telah berulang kali disampaikan kepada manajemen dan juga telah mengadukan nasib ke DPRD setempat.

Namun, sampai kini perusahaan belum membayarkan kewajiban kepada karyawan perusahaan milik pemkot setempat, tambahnya.

Ia mengatakan, bersama kawan-kawan senasib terus akan berjuang menuntut hak sampai dipenuhi.

"Kalau resiko dipecat, kami rela tetapi dengan syarat gaji dua bulan dibayar dan THR bukan Rp500 ribu seperti yang disampaikan manajemen, serta perusahaan wajib memberikan pesangon," katanya.

Puluhan awak bus transmusi itu, telah berkumpul di DPRD Kota Palembang sejak pukul 07.00 WIB dan unjukrasa berlangsung sampai siang.

Ketua Komisi IV DPRD Palembang, Syafran Syarofi menegaskan pihaknya akan seoptimal mungkin menindaklanjuti tuntutan awak bus transmusi dengan cara berkoordinasi kepada manajemen perusahaan tersebut.

"Kami berkomitmen membantu menyelesaikan masalah itu sehingga karyawan bisa bekerja normal kembali," ujarnya.

Dia menjelaskan, terkait dengan isu pemecatan oleh manajemen kepada mereka yang berunjukrasa dipastikan tidak ada pemecatan.

Semua kembali bekerja dan akan segera memastikan kewajiban perusahaan dibayarkan, tambahnya.

Direktur Utama PT SP2J mengatakan sudah tidak sanggup membayar gaji pegawai bus transmusi karena kini pendapatan hanya berkisar Rp30 juta per hari.

Pendapatan tersebut tentu tidak cukup bagi operasional bus yang beroperasi sejak tahun 2010, apalagi membayar gaji dan THR, katanya.