Pemkot Lubuklinggau anggarkan pengadaan travo listrik

id pln, fasilitas jaringan listrik banyak dicuri

Pemkot Lubuklinggau anggarkan pengadaan travo listrik

Ilustrasi (Foto Antarasumsel.com/Awi)

Lubuklinggau (ANTARA Sumsel) - Pemerintah Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan menganggarkan pengadaan travo listrik sebesar Rp10 milIar setiap tahun meskipun sarana listrik PLN dari pemeritah daerah itu banyak yang hilang dicuri orang tak bertanggungjawab.

"Kita setiap tahun melakukan pembangunan jaringan baru sesuai perkembangan penduduk dan perumahan baru di daerah itu, namun kendalanya sarana listrik mulai dari travo hingga MCB selalu hilang dan pelakunya diduga orang profesional," kata Wali Kota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe, Sabtu.

Ia mengatakan bila pengadaan travo itu tidak dianggarkan maka warga Lubuklinggau terancam kegelapan, sedangkan pengadaan dari PLN tidak bisa diharapkan sepenuhnya karena instansi itu juga melayani cukup banyak pelanggan di luar Lubuklinggau.

Namun anehnya, kata dia hilangnya sarana listrik pengadaan pemerintah daerah itu cukup misterius karena bila masyarakat biasa kurang profesional tidak mungkin mampu mengambil travo masih tergabung dalam tegangan tinggi.

"Saya memprediksi ada oknum profesional yang tergabung dalam jaringan khusus untuk mencuri peralatan jaringan listrik tersebut , dengan demikian kami minta bantuan polisi untuk mengungkap jaringan itu karena merugikan pemerintah daerah dan masyarakat," ujarnya.

Berdasarkan laporan masyarakat travo yang banyak hilang itu berada di wilayah Kecamatan Tanjung Raya dan Kecamatan Lubuklinggau Utara, sedangkan yang memasangnya akhir tahun lalu kolektor rekanan PLN, jadi pencuri travo yang harganya cukup mahal itu diduga kuat orang profesioanl.

Akibat banyak kehilangannya alat-alat kelistrikan itu pemerintah daerah mengalami kerugian mencapai miliaran rupiah setiap tahun, sedangkan pelaku atau jaringan khusus pencurian alat listrik tesebut hingga saat ini belum terdeteksi.

"Kalau ada yang menyebutkan ulah masyarakat itu salah, yang benar diduga oknum yang mengerti masalah kelistrikan. Tidak mungkin masyarakat awam mampu membongkar travo dan konektor,"jelasnya.

Anehnya lagi, lanjut dia ada beberapa jaringan yang dibuat pemerintah daerah melalui Dinas PU setempat dikerjakan salah satu lembaga listrik rekanan PLN, namun setelah selesai pengerjaannya PLN tidak bisa membantu mengalirkan daya listrik ke jaringan itu karena dianggap jaringan tak layak penggunaannya.

"Saya mengharapkan maslah tersebut bisa diselesaikan bersama agar pelayanan penerangan kepada masyarakat bisa berjalan lancar, meskipun saat ini masih banyak keluhan masyarakat rendahnya daya listrik masuk ke jaringan rumah-rumah penduduk," ujarnya.

Salah seorang warga Kota Lubuklinggau Saipul mengatakan jaringan daya listrik di rumahnya sangat rendah yaitu sekitar 180 dari biasanya mencapai 220 volt, akibatnya AC dan mesin cuci tak bisa difungsikan dengan baik.

"Sebelumnya warga di sekitar kami mengeluhkan nasi yang dimasak pagi hari menggunakan daya lsitrik, setelah sore sudah busuk dan ada dugaan macam-macam, namun setelah dipasang stavol khusus nasi yang dimasak itu kembali normal, rupanya akibat tegangan tidak stabil," ujarnya.