Perajin pakaian tradisional Palembang terus kembangkan batik

id perajin, pengrajin, pakain tradisional palembang, pakain tardisional, songket, kebankan batik, batik palembang

Perajin pakaian tradisional Palembang terus kembangkan batik

Seorang petugas toko menunjukkan batik khas Palembang di salah satu gerai pakaian tradisional kota setempat. (Foto Antarasumsel.com/13/Feny Selly/Aw)

...Beberapa motif batik yang mulai dikembangkan dan cukup diminati seperti motif jupri, kain songket, dan motif kain jumputan yang dimodifikasi dengan beberapa motif batik khas Palembang...
Palembang (ANTARA Sumsel) - Perajin pakaian tradisional Kota Palembang, Sumatera Selatan terus berupaya mengembangkan batik khas kota sempat yang akhir-akhir ini cukup diminati wisatawan nusantara dan mancanegara.

Sejumlah perajin di Palembang, Minggu mengatakan, mereka yang selama ini menekuni usaha tenun songket, tajung, dan jumputan, sejak tiga tahun terakhir berupaya mengembangkan produk batik khas daerah Bumi Sriwijaya ini.

Salah seorang perajin pakaian tradisional Palembang, Renita Yulianti mengatakan, batik khas kota pempek ini yang nyaris punah, kini mulai banyak yang mengembangkannya karena setelah dicoba diproduksi dalam jumlah terbatas ternyata cukup diminati masyarakat.

Beberapa motif batik yang mulai dikembangkan dan cukup diminati seperti motif jupri, kain songket, dan motif kain jumputan yang dimodifikasi dengan beberapa motif batik khas Palembang.

Batik khas kota yang dikenal dengan ikon Jembatan Ampera itu dipasarkan dalam bentuk bahan meteran dan ada yang sudah dibuat pakaian kemeja untuk laki-laki dan blus atau pakaian stelan busana muslim untuk perempuan.

"Bahan batik meteran dibuat pakaian jadi baik untuk laki-laki maupun perempuan yang dipasarkan beberapa tahun terakhir ternyata diminati wisatawan nusantara maupun mancanegara sehingga akan terus dikembangkan dengan produk lainnya," ujarnya.

Dia menjelaskan, batik yang mulai dikembangkan perajin pakaian tradisional Palembang, diminati wisatawan karena motifnya yang cukup unik dan tidak kalah bagusnya dengan batik dari daerah Jawa yang hingga kini masih menguasai pasar nasional.

Selain memiliki nilai jual yang tinggi, mengembangan batik tersebut bertujuan untuk melestarikan seni dan budaya daerah, sehingga dapat terus menjadi kebanggaan dan mewarnai kehidupan masyarakat Palembang, kata Renita.

Sementara perajin lainnya yang memiliki kios di kawasan Ilir Barat Permai pusat perdagangan kerajinan khas Palembang Mamad mengatakan, batik khas kota ini tidak hanya diminati oleh wisatawan mancanegara, tetapi juga wisatawan nusantara dari Pulau Jawa yang juga memiliki kerajinan tradisional tersebut.

"Batik daerah ini diminati karena lebih cerah dan sangat khas seperti kain tenun songket serta harganya cukup terjangkau berkisar Rp100.000 hingga Rp300.000 per potong tergantung motif dan kualitas bahannya," ujarnya.

Sementara, jika membeli cendera mata yang menggunakan bahan dasar dari kain tenun songket atau kain jumputan, harganya cukup mahal yakni bisa mencapai Rp500.000 - Rp2.000.000 ke atas perpotongnya.

Sebagai gambaran, kain tenun songket yang menjadi andalan perajin pakaian tradisional daerah ini harganya relatif mahal, karena hingga kini diproduksi secara terbatas dengan proses penenunan manual mengandalkan tenaga manusia yang memnutuhkan waktu sekitar satu bulan per stelnya.

Dengan dikembangkannya produk kerajinan batik khas Palembang yang selama ini terpendam dan nyaris punah, cendera mata daerah ini dapat diproduksi secara banyak dan cepat dengan harga terjangkau mulai dari Rp65.000 hingga Rp350.000 ke atas per meter atau per potongnya, kata Mamad.