Mahasiswi Akper Sekayu meninggal tenggelam di kolam

id meninggal, mahasiswi akper sekayu meninggal

Sekayu (ANTARA Sumsel) - Mahasiswi tingkat satu Akademi Keperawatan Sekayu, Kabupaaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan Restu Dwi Apriani (19) meninggal di kolam renang Tirta Randik Sekayu, Kamis sekitar pukul 09.00 WIB.

Informasi dihimpun di lapangan, sebanyak 14 orang mahasiswi dari Akper Sekayu berkunjung ke kolam renang guna mengisi waktu yang kosong di hari libur, namun nahas sekitar pukul 09.00 WIB salah satu mahasiswa tengelam dan meninggal dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekayu, sesaat setelah kejadian.

Menurut Yuli (19), teman dekat korban pada saat itu sekitar pukul 08.00 WIB dirinya bersama teman sesama mahasiswa Akper meninta izin kepada ibu asrama untuk keluar hanya sekedar menghilangkan rasa bosan dan memanfaatkan hari libur dengan pergi ke kolam renang.

Setelah memperoleh izin, mereka menyiapkan keperluan dan saat bersamaan Restu datang menghampiri dirinya. Setelah megetahui rencana untuk berenang, maka korban langsung menemui pengurus asrama untuk meminta izin. Sayangnya, setelah beberapa saat mencari keberadaan pengurus tidak juga ditemukan sehingga hanya meminta izin kepada salah satu kakak tingkat.

Selanjutnya, sekitar jam 08.10 WIB lanjut Yuli, dirinya bersama Restu berangkat ke kolam renang, sesampainya di kolam renang dengan kedalaman 135 cm, tepatnya di tempat kejadian perkara (TKP). Tak berberapa lama kemudian teman-teman dari Akper lainnya ikut menyusul.

"Restu memang paling bersemangat berenang, saya sudah mengingatkan untuk tidak langsung melompat ke dalam kolam jika tidak bisa berenang, namun Restu masih saja di situ, sehingga kami pindah ke kolam sebelah. Tidak beberapa lama kami kembali ke kolam tempat Restu dan melihat dirinya sudah ngapung di kolam renang," katanya.

Melihat kondisi Restu yang mengapung di air, Yuli pun berteriak meminta tolong petugas agar supaya tubuh korban diangkat dan dibawa ke ruang P3K supaya memdapat pertolongan medis.

Petugas pun langsung memompa dada Restu dan korban mengeluarkan cairan berwarna merah kekuningan dan buih dari hidung serta mulutnya, mengingat kondisi makin parah petugas langsung mengirim restu ke RS Sekayu,  jelasnya.

Selanjutnya, selama perjalan menuju rumah sakit kondisi nadi tangan Restu masih berdenyut, sesampainya di rumah sakit restu pun langsung dibawa ke ruang Unit Gawat Darurat (UGD) guna mendapat perawatan itensif, namun sayang nyawa korban tak terselamatkan.

Sementara, petugas yang berjaga di kolam renang (Life Guard) menjelaskan saat kejadian tak ada sedikit pun ada tanda-tanda korban meminta pertolongan.

"Saya yang saat itu berjaga, tak melihat bahwa Restu meminta pertolongan, biasanya kalau orang tenggelam memita pertolongan dengan cara berteriak dan mengangkat tanggan namun ia tak melihat atau mendengar orang meminta pertolongan," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Muba dr Hj Sriwijayani, mengatakan memang bagi mahasiswa semester pertama akan dikarantina selama tiga bulan, selama masa karantina siswa hanya di beri jadwal giliran untuk bermalam di rumahnya, namun setelah pulang siswa harus membawa tanda tangan sebagai bukti bahwa mereka benar-benar bermalam di rumah.

Namun pada tanggal merah, terkadang anak remaja izin keluar memanfaatkan waktu libur untuk berekreasi, katanya.

Jenazahnya sudah kita mandikan dan kita shalatkan, setelah bersih kita pulangkan ke pihak keluarga untuk di kebumikan, katanya

Asisten I Rusli, mengatakan dengan adanya musibah ini, menghimbau ke pada pihak kolam renang supaya meningkatkan kepengawasan terhadap konsumen yang berenang di kolam tersebut guna kenyamanan dan keselamatan pengunjung.

"Mengingat kejadian ini, saya berharap pihak kolam renang menambah pengawasan dan keamanan bagi pengunjung supaya kelak tidak akan terjadi hal seperti ini. Saya selaku wakil Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin turut berduka atas meninggalnya mahasiswi Akper tersebut," jelasnya.(Edy*M033)