Palembang (ANTARA Sumsel) - Provinsi Sumatera Selatan pada 2014 tetap
mempertahankan menjadi sepuluh provinsi penyangga keberhasilan program
Kependudukan dan Keluarga Berencana karena jumlah penduduk lebih dari
7,2 juta jiwa.
"Sumsel bersama sembilan provinsi lainnya di Indonesia masih menjadi
penentu keberhasilan dan kegagalan program Kependudukan dan Keluarga
Berencana (KKB) di Indonesia, hingga 2014 ini masih tetap tidak
tergeser," kata Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan BKKBN Sumsel Desliana
di Palembang, Rabu.
Seusai membuka acara Konsolidasi Bidang Advokasi, Pergerakan, dan
Informasi BKKBN se-Sumsel, ia mengemukakan, sembilan provinsi lainnya
yang juga menjadi perhatian utama BKKBN, yakni Sumatera Utara, Lampung,
Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa
Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.
"Kinerja dari sepuluh provinsi ini demikian menentukan karena jika
berhasil menekan angka pertumbuhan penduduk maka akan memberikan
kontribusi pada target nasional," katanya.
Ia menyebutkan, jumlah penduduk di Indonesia pada 2010 telah
menyentuh angka 237,6 juta jiwa, kemudian terus bergerak naik seiring
pergerakan tahun dan saat ini sudah mencapai sekitar 242-245 juta jiwa.
Pertumbuhan penduduk Indonesia yang setiap tahunnya mencapai 3,5 - 4 juta ini harus ditekan.
"Sumsel sendiri mengalami pergerakan seiring dengan pertumbuhan
ekonomi dan penambahan jumlah pendatang, meski tidak signifikan tapi
patut diwaspadai," ujarnya.
Menurut dia, laju pertumbuhan penduduk Sumsel per tahun mencapai
1,49 persen, atau lebih tinggi dari angka rata-rata nasional yang
mencatat 1,45 persen.
"Keadaan ini menjadi peringatan tersendiri bagi Sumsel dan BKKBN
tentunya tidak bisa bekerja sendiri karena masalah kependudukan menjadi
tanggung jawab bersama," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya mendorong pemerintah daerah memberikan perhatian
serta dukungan penuh terhadap rencana serta pelaksanaan berbagai
program BKKBN Sumsel.
"Saat ini jumlah jumlah petugas lapangan KB sangat sedikit sekali
karena seorang petugas mengurusi tiga hingga lima desa. BKKBN berharap
pemerintah dapat mencarikan solusinya," katanya.
Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012, program KKB di Sumsel belum berjalan dengan semestinya karena
terjadi peningkatan jumlah total angka kelahiran atau Total Fertility
Rate (TFR).
Angka TFR tercatat 2,6 per wanita usia subur (dalam 10 wanita usia
subur terdapat 26 anak yang terlahirkan) atau menyamai catatan SDKI 2007
(stagnan).
Sumsel penyangga keberhasilan program KKB
Sumsel bersama sembilan provinsi lainnya di Indonesia masih menjadi penentu keberhasilan dan kegagalan program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB)...