Guru hukum murid tanpa busana pilih berdamai

id guru, hukum murid pilih berdamai

Guru hukum murid tanpa busana pilih berdamai

Guru hukum murid SDN di Baturaja, Rabu berdamai dengan orang tua murid (Foto Antarasumsel.com/14/E Permana)

Baturaja (ANTARA Sumsel) - Guru wali kelas V Sekolah Dasar Negeri 8 Baturaja, Kabupaten Ogan Koamering Ulu, Sumatera Selatan yang menghukum muridnya melepas busana, orang tua murid memilih berdamai.

"Sejak awal saya tidak memperpanjang permasalahan anak saya yang dihukum wali kelasnya dengan membuka baju dan celana, karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR)," kata Ikarsih (34) orang tua dari Rizki Perkasa salah satu siswa kelas V SD Negeri 8 di Baturaja, Rabu.

Dikatakannya, peristiwa yang terjadi pada Senin (14/4) diketahuinya keesokan harinya saat menjemput anaknya ke sekolah dari wali murid lain.

"Keesokan harinya pada saat anak saya les di rumah wali kelas ibu Candra saya menanyakan masalah anak saya ditelanjangi itu. Namun setelah mendapat penjelasan dari gurunya saya bisa memaklumi mungkin ibu Candra kehabisan akal cara menidik anak saya," katanya.

Diakuinya, anaknya Rizki Perkasa memang jarang membuat PR di rumah, namun sejak kejadian tersebut, prilaku anaknya itu sedikit berubah.

"Alhamdullilah sekarang mau belajar, meskipun satu hari setelah kejadian tidak mau sekolah karena malu," ungkapnya.

Hal senada diungkapkan Feni orang tua dari Nicolas siswa lainnya yang juga dihukum gurunya Candra tanpa busana.

Menurut dia, masalah ini sudah sejak awal diselesaikan secara kekeluargaan antara guru dan wali kelas.

"Masalah ini tidak perlu dibesar-besarkan, karena kami cukup memaklumi. Lagi pula ibu Candra itukan perempuan, kalau gurunya laki-laki dan yang ditelanjangi itu murid perempuan, nah itu jadi masalah besar," katanya.

Sementara, Candra guru yang bersangkutan menyatakan meminta maaf atas kejadian tersebut.

Diakuinya, tidak ada niat ingin mempermalukan siswa, melainkan memberikan efek jera terhadap murid yang tidak membuat PR.

Ia mengungkapkan, kejadian tersebut bermula ketika murid membuat kesepakatan dengan guru bahwa siapa yang tidak membuat PR akan ditelanjangi.

"Besoknya saya tanya sama siswa siapa yang tidak buat PR, dan ternyata Rizki dan Nicolas tidak melakukannya dan saya suruh berdiri di depan kelas saja," ungkapnya.

Namun, siswa lain protes karena saya hanya memberikan hukuman berdiri di kelas tidak sesuai dengan kesepakatan bahwa murid yang tidak mengerjakan PR dihukum telanjang.

"Saya didesak murid yang lain dan saya takut kalau tidak tepati janji maka siswa lain akan meniru tidak mengerjakan PR," ujarnya.