Menunggu koalisi Partai Demokrat

id demokrat, partai demokrat, koalisi partai demokrat pemilu 2014

Menunggu koalisi Partai Demokrat

Partai Demokrat (FOTO ANTARA)

Jakarta (ANTARA Sumsel) - Pemungutan suara pemilihan umum anggota legislatif telah dilaksanakan dan penghitungan cepat yang dilakukan oleh sejumlah lembaga hitung cepat menunjukkan Partai Demokrat berada di urutan keempat dengan perolehan suara berkisar 10 persen.

Perolehan suara bagi Partai Demokrat dalam hitung cepat itu berada di bawah perolehan suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Golkar dan Partai Gerindra.

"Berkaitan dengan hasil perhitungan cepat ini dengan keyakinan dan asumsi angka ini tidak berbeda jauh dengan perhitungan resmi nanti, kami menerima suara yang Partai Demokrat dapatkan sungguh pun suara kami tidak tinggi tapi kami menerima dan tidak ada pikiran terjadi kecurangan," kata Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dalam keterangan pers di Cikeas, Rabu (9/4) malam.

Yudhoyono mengajak semua komponen partai untuk berbesar hati menerima hasil hitung cepat tersebut seraya mempersiapkan langkah berikutnya menuju lima tahun mendatang.

"Atas nama Partai Demokrat ucapkan selamat pada parpol yang relatif tinggi (perolehan suaranya-red)kepada PDIP, Partai Golkar dan Gerindra. Melalui mimbar ini saya sampaikan pada para kader Demokrat untuk terima hasil pungutan suara dengan lapang dada," tegasnya.

Dalam Pemilu 2009 lalu berdasarkan data KPU dari penghitungan nasional, Partai Demokrat memperoleh 20,85 persen suara, diikuti Golkar dengan 14,45 persen dan PDIP dengan 14,03 persen suara.

Pada pemilu lima tahun lalu itu, Gerindra memperoleh 4,46 persen suara, dan PKB memperoleh 4,94 persen suara.

Namun pada hitung cepat Pemilu 2014, sejumlah lembaga hitung cepat menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan hasil Pemilu 2009 lalu.

Hasil hitung cepat dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada posisi sampel masuk 88,25 persen, menunjukkan hasil bahwa Partai NasDem meraih 6,29 persen, PKB 9,12 persen, PKS 6,56 persen, PDIP 19,74 persen, Partai Golkar 14,59 persen, Gerindra 11,78 persen, Partai Demokrat 9,72 persen, PAN 7,52 persen, PPP 7,05 persen, Hanura 5,28 persen, PBB 1,38 persen, dan PKPI 0,98 persen.

Hasil yang tak jauh berbeda ditunjukkan dalam hitung cepat dari Cyrus-CSIS yang dalam persentase sampel saat mencapai 90,60 persen, menunjukkan hasil bahwa Partai NasDem meraih 6,80 persen, PKB 9,30 persen, PKS 6,90 persen, PDIP 19,00 persen, Golkar 14,40 persen, Gerindra 11,90 persen, Partai Demokrat 9,60 persen, PAN 7,40 persen, PPP 6,70 persen, Hanura 5,40 persen, PBB 1,60 persen, dan PKPI 1,00 persen.

Peluang koalisi
Ketua Umum Partai Demokrat mengatakan, saat ini partainya masih menunggu perkembangan politik nasional dan posisi masing-masing partai sebelum memutuskan untuk berkoalisi.

"Apakah Demokrat sudah tentukan berkoalisi dengan siapa, sekarang ini belum. Kami tengah berkonsolidasi setelah peta poltik jelas tentu akan menjalin komunikasi dengan partai lain. Malam ini belum menentukan pilihan," kata Yudhoyono

Terkait adanya pertanyaan apakah Partai Demokrat akan berkoalisi dengan Partai Gerindra, ia mengatakan belum ada keputusan spesifik terkait hal itu. Meski demikian ia mengatakan semua peluang terbuka.

"Apa mungkin Partai Demokrat berkoalisi dengan Gerindra, terlalu dini. Tapi dalam politik semua keinginan terjadi. Menurut Otto van Bismarck, politik adalah art of possible, saatnya belum tepat menjawab pertanyaan spesifik itu," katanya.

Demikian pula mengenai posisi Partai Demokrat dalam lima tahun mendatang apakah menjadi bagian dari pemerintah atau oposisi, Yudhoyono menjelaskan, pada saatnya akan disampaikan posisi partai berlambang bintang segi tiga itu.

"Ada yang tanyakan, bila presiden bukan yang diusulkan Partai Demokrat apakah ada di pemerintahan atau oposisi, kedua-duanya dimungkinkan, kalau cocok, bisa di dalam tapi bila tidak siap jadi oposisi," tegasnya.

Sementara Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Hubungan Luar Negeri Kastorius Sinaga usai memberikan suara di TPS pada Rabu (9/4) lalu, kepada para wartawan mengatakan, memperkirakan kemungkinan koalisi antar-partai mengarah ke kubu tengah.

Menurut Kastorius, kemungkinan koalisi yang akan dilakukan Partai Demokrat itu, yakni ke partai berbasis moderat, agama dan partai baru.

"Saya enggak mau mendahului, tapi perkiraan mengarah ke (parpol) yang berbasis ideologi moderat ditambah dengan partai baru atau agama," katanya.

Dia juga menilai tidak akan ada parpol yang tidak berkoalisi karena perbedaan suara yang didapat tidak terlalu jauh.

"Partai tidak bisa mengusung capresnya sendiri, saya kira pasti semua partai ancang-ancang membangun koalisi dari hasil pileg, nanti ada 'bargain' (tawar menawar)" katanya.

Penghitungan suara di KPU masih berjalan sesuai dengan jenjang yang telah ditentukan dan nanti pada saatnya hasil resmi penghitungan suara pemilu 2014 akan diumumkan.

Meski demikian, sehari atau dua hari setelah pemilu, masing-masing partai tentu sudah mulai menimbang-nimbang dan mulai berkomunikasi siapa yang akan diajak untuk berkoalisi, baik dalam proses pemilihan presiden maupun posisi lima tahun mendatang.