Korban puting beliung Musirawas harapkan bantuan dermawan

id puting beliung, korban angin puting beliung

Korban puting beliung Musirawas harapkan bantuan dermawan

Ilustrasi - Rumah rusak akibat dihantam puting beliung (FOTO ANTARA)

Musirawas (ANTARA Sumsel) - Para korban angin puting beliung di Desa Lubuk Rumbai, Kabupaten Musirawas sangat mengharapkan uluran tangan para dermawan memberikan bantuan, karena mereka sangat membutuhkan untuk memperbaiki rumah yang rusak.

Sementara jajaran Polres Musirawas, memberikan bantuan berupa uang tunai kepada korban bencana puting beliung di desa tersebut.

"Hingga tadi pagi belum ada dermawan yang memberikan bantuan dalam bentuk uang kepada ratusan orang korban bencana puting beliung tersebut, tetapi bahan makanan sudah ada," kata Kapolres Musirawas AKBP Chaidir, Selasa.

Ia mengatakan pihaknya bersama Komandan Kodim setempat berkunjung ke lokasi bencana, dan terlihat warga yang rumahnya rusak berat membutuhkan bantuan uang untuk memperbaiki tempat tinggal mereka.

Melihat kondisi tersebut secara spontan muncul inisiatif membantu berupa uang agar korban bencana itu bisa memperbaiki rumah mereka yang rusak.

Bantuan itu diberikan secara terkoordinir kepada kepala desa setempat. Jadi, bagi warga yang membutuhkan uang untuk perbaikan rumahnya supaya berkoordinasi dengan kepala desa.

"Kami juga melihat kesiapan warga korban bencana itu untuk melakukan pemilihan calon legislatif, 9 April 2014 dan mereka tetap semangat menyalurkan haknya," ujarnya.

Ketua DPRD Kabupaten Musirawas Hj Srie Herlini Nita Utama memberikan bantuan bahan makanan kepada korban bencana puting beliung karena mereka sangat membutuhkan.

"Kami mendapat infomrasi bencana itu terjadi, Senin (7/4) sekitar pukul 17.30 wib dan malamnya bantuan sudah dipersiapan untuk disalurkan," katanya.

Korban bencana puting beliung itu sangat membutuhkan uluran tangan dari berbagai pihak untuk meringankan beban mereka, apalagi dalam memperbaiki rumah yang rusak mereka tak punya uang cukup.

Terlebih saat ini harga getah karet pada tingkat petani sangat rendah yakni sekitar Rp6.000 per kilogram dari sebelumnya di atas Rp10.000 per kilogram.

Hal itu diperparah dilanda bencana banjir dan puting beliung, sehingga masyarakat tidak bisa berbuat banyak akibat tingginya curah hujan di wilayah itu, ujarnya.