Palembang (ANTARA Sumsel) - Pemerintah Kota Palembang mengunggulkan
tekstil bernilai kultur warisan leluhur untuk ditawarkan kepada
masyarakat Indonesia maupun dunia, karena tenun khas kota yang dibelah
Sungai Musi ini memiliki keunikan berbeda dengan produk serupa dari
daerah lain.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Palembang
Syahrul Hefni, Selasa mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi kawasan
yang menjadi sentra produksi kain tekstil khas kota setempat sesuai
jenis dan hasil tenun.
Dia mencontohkan, sentra produksi kain jumputan dan tenun tajung
dipusatkan di kawasan Tuan Kentang Kecamatan Seberang Ulu I yang
berdekatan dengan Sungai Ogan.
Sedangkan, perajin tenun songket sentra produksinya di kawasan Jalan
Ki Gede Ing Suro 32 Ilir Kecamatan Ilir Barat II dekat dengan Sungai
Musi, katanya.
Namun, dia menambahkan meskipun telah dibentuk kawasan-kawasan
sentra produksi dengan beragam jenis kain khas tersebut, bukan berarti
wilayah lain tidak ada perajin tekstil warisan Kesultanan Palembang
Darussalam itu.
Sebanyak 167 unit usaha kerajinan tenun tersebar di kota Bumi Sriwijaya ini dengan berkelompok maupun perorangan.
Ia mengatakan, kultur atau kebudayaan Palembang tergambar jelas
dalam setiap produk tekstil yang dihasilkan perajin, bukti keberhasilan
mereka mempertahankan peninggalan leluhur.
Pemkot tentunya juga telah berupaya optimal mendorong perajin
mempertahankan tradisi memproduksi tekstil tersebut sebanyak-banyaknya
dengan kreatifitas tanpa batas.
Dia menjelaskan, pihaknya juga secara rutin mendampingi dan melatih
perajin untuk tidak hanya mampu memproduksi kain tenun bernilai budaya
tinggi, tetapi juga bagaimana memasarkan produk sehingga diminati secara
nasional maupun mancanegara.
Produk tekstil khas Palembang tersebut kini telah berhasil menjadi
primadona bagi pecinta kain tradisional, karena itu tidak heran songket
Palembang kini paling banyak dicari.
Syahrul menambahkan, bantuan modal usaha juga terus dikucurkan dari
berbagai pihak terutama badan usaha milik negara dan perusahaan swasta
yang konsen mendorong pertumbuhan ekonomi usaha mikro dan kecil.
"Rata-rata perajin kain tradisional adalah pelaku usaha mikro dan
kecil yang memiliki modal berkisar Rp5 juta sampai Rp200 juta, sehingga
membutuhkan bantuan penguatan modal usaha," katanya.
Berita Terkait
Ketua TP-PKK Sumsel jajal mesin tenun songket
Jumat, 23 Februari 2024 21:30 Wib
PTBA dukung pelestarian songket silungkang khas Sawahlunto
Senin, 11 September 2023 13:29 Wib
Festival Tenun Songket Nusantara hadirkan 6.000 UMKM
Rabu, 9 Agustus 2023 17:29 Wib
Pemkab OKU dukung pengembangan kerajinan kain songket
Rabu, 9 Agustus 2023 15:42 Wib
Baju batik plus songket Palembang di ajang Harganas 2023
Rabu, 5 Juli 2023 21:33 Wib
Didukung PTBA, songket dan batik khas Tanjung Enim meriahkan halal bihalal "Antera"
Rabu, 14 Juni 2023 11:57 Wib
Batik Bunga Kangkung OKU Sumsel dikombinasikan dengan songket
Sabtu, 18 Maret 2023 10:38 Wib
Rumah Kain Songket binaan Pusri unjuk gigi di INACRAFT 2023
Sabtu, 4 Maret 2023 12:41 Wib