LIPI budidayakan "Euchema Cottonii" di Pulau Buru

id rumput laut jenis Eucheuma cottonii, budidaya rumput laut jenis Eucheuma cottonii

LIPI budidayakan "Euchema Cottonii" di Pulau Buru

Ilustrasi.(FOTO ANTARA)

....Budidayanya sangat mudah, tidak perlu keahlian khusus, yang perlu diperhatikan hanyalah pemilihan bibitnya....
Ambon (ANTARA Sumsel) - Balai Konservasi Biota Laut (BKBL) LIPI Ambon akan membudidayakan rumput laut jenis Eucheuma cottonii di Desa Jikumarasa, Pulau Buru, 22 Maret 2014.

"Ini baru uji coba, jadi kami hanya akan membudidayakannya sebanyak empat paket," kata Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Andri Irawan, di Ambon, Jumat.

Menurut Irawan yang juga Koordinator penelitian tersebut, Eucheuma cottonii merupakan rumput laut asli Filipina namun telah banyak dibudayakan di Indonesia. Tanaman tersebut biasanya tumbuh subur di atas kumpulan padang lamun pada pantai tropis.

Lebih lanjut ia mengatakan, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan BKBL LIPI Ambon pada 2012, lokasi pantai di Desa Jikumarasa dinilai cocok untuk pembudidayaan Eucheuma cottonii.

Hasil dari uji coba tersebut akan direkomendasikan kepada pemerintah daerah (pemda) dan masyarakat setempat, agar nantinya dikembangkan untuk perekonomian mereka.

"2 tahun lalu kami melakukan penelitian di sana, dan menurut kami pantainya cocok untuk pembudidayaan rumput laut, hasilnya nanti akan kami rekomendasikan kepada pemda dan masyarakat di sana," katanya.

Peneliti LIPI lainnya, Ferdinand Pattipeilohy mengatakan Eucheuma cottonii memiliki banyak manfaat karena dapat dijadikan sebagai bahan utama makanan, seperti jus, dodol, manisan dan sebagainya, juga dapat dijadikan sebagai bahan pengawet bagi makanan lainnya.

Sebagai bahan pengawet alami, Eucheuma cottonii mampu mengawetkan makanan hingga enam bulan, bahkan ada yang bertahan hingga setahun.

"Pangsa pasarnya cukup bagus, harganya satu kilogram Eucheuma cottonii kering berkisar antara Rp7.000 hingga Rp10.000, tapi kalau untuk keraginan harganya bisa dua kali lipat bahkan bisa mencapai ratusan ribu," katanya.

Ferdinand menjelaskan pembudidayaan Eucheuma cottonii sangat mudah, masa tanamnya pun hanya 45 hari hingga 55 hari untuk sekali panen.

"Budidayanya sangat mudah, tidak perlu keahlian khusus, yang perlu diperhatikan hanyalah pemilihan bibitnya. Untuk keraginan masa tanamnya harus mencapai 55 hari agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal," ujarnya.