Palembang (ANTARA Sumsel) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional Provinsi Sumatera Selatan memetakan pasangan usia subur hingga
ke tingkat kabupaten/kota, sebagai strategi percepatan mencapai target
Millennium Development Goals 2015.
"Indonesia hanya memiliki masa satu tahun lagi untuk mencapai target
Millennium Development Goals (MDGs). Sementara beberapa indikator
justru masih mengkhawatirkan. Artinya dibutuhkan strategi khusus," kata
Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan BKKBN Sumsel Desliana di Palembang,
Kamis, seusai Rapat Kerja Daerah di Palembang, Kamis.
Ia mengemukakan, strategi jitu itu dibutuhkan untuk menyikapi
tingginya berbagai indikator, salah satunya angka kebutuhan KB yang
tidak terpenuhi (unmet need) di Sumsel yakni 4,7 persen dari target 12,9
persen.
Sementara, target MDGs sendiri akan tercapat jika berbagai indikator
seirama dengan target penurunan jumlah penduduk yang disertai
peningkatan kualitas penduduk.
Adapun target MDGs berupa mengurangi lebih dari separuh orang
menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan
pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan jender pada semua tingkat
pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3 dan mengurangi
hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih.
"Pemetaan saat ini dipandang sebagai solusi yang tepat untuk
mempercepat mencapai target MDGS karena para petugas KB akan mengetahui
kantong-kontong pasangan usia subur pada suatu kawasan. Dengan begitu,
metode yang dijalankan akan tepat sasaran," ujarnya.
Sementara itu, ia mengemukakan, selain menargetkan bersinergi dengan
BPJS dalam meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi, BKKBN juga
memiliki target MDGs yakni keikutsertaan KB mencapai 65 persen (data
terakhir 57,9 persen).
Kemudian, turut dibarangi juga dengan target Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, yakni menurunkan rata-rata
laju pertumbuhan penduduk tingkat nasional menjadi 1,1 karena stagnannya
capaian Total Fertility Rate (TFR).
"Tak hanya pemerintah pusat, daerah pun harus memahami target-target
yang akan dicapai dalam dua tahun ke depan sebagai upaya pengendalian
penduduk. Untuk mewujudkannya dibutuhkan koordinasi hingga ke
kabupaten/kota," ujarnya.
Sementara itu, Inspektur Utama BKKBN Mieke Selfia Sangian mengatakan
program Kependudukan dan Keluarga Berencana sendiri belum berjalan
dengan semestinya berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012, mengingat terjadi peningkatan jumlah total angka
kelahiran atau Total Fertility Rate (TFR).
"Angka TFR tercatat 2,6 per wanita usia subur (dalam 10 wanita usia
subur terdapat 26 anak yang terlahirkan, red) atau menyamai catatan SDKI
2007 artinya terjadi stagnasi. Ini menjadi kekhawatiran bersama dan
BKKBN tentunya tidak bisa bekerja sendiri," ujarnya.
Berita Terkait
Polrestabes Palembang petakan penanganan parkir liar
Selasa, 23 April 2024 19:15 Wib
Polres OKU Timur petakan daerah rawan lakalantas di jalur mudik
Jumat, 5 April 2024 20:13 Wib
BPBD Sumsel petakan daerah rawan bencana hidrometeorologi saat mudik
Rabu, 3 April 2024 23:55 Wib
Polda Sumsel petakan 45 titik potensi kemacetan di Jalur mudik lebaran
Kamis, 21 Maret 2024 3:05 Wib
Dua anggota Bawaslu OKU minta pengamanan karena dikejar caleg, polisi petakan penyebabnya
Senin, 4 Maret 2024 20:00 Wib
KPU Sumsel petakan TPS rawan banjir
Minggu, 14 Januari 2024 21:45 Wib
BPBD OKU petakan 11 kecamatan rawan banjir dan tanah longsor
Selasa, 28 November 2023 15:17 Wib
Polres OKU petakan daerah rawan konflik
Selasa, 7 November 2023 21:06 Wib