Wamenkue: terjadi pelebaran defisit anggaran dalam APBN-P

id apbn perubahan, pelebaran defisit anggaran, defisit, apbn, wamenkeu, kemenkeu

Wamenkue: terjadi pelebaran defisit anggaran dalam APBN-P

Kementerian Keuangan (Antarasumsel.com/logo/Aw)

..Pemerintah akan memotong belanja yang kurang penting dan tidak akan menambah utang baru untuk menutup pembiayaan, sebagai antisipasi terhadap pelebaran defisit anggaran pada 2014...
Jakarta (ANTARA Sumsel) - Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan akan terjadi pelebaran defisit anggaran dalam APBN-Perubahan, lebih tinggi dari target APBN 2014 yang ditetapkan sebesar 1,69 persen terhadap PDB.
        
"Nanti kita lihat, pokoknya tidak akan melewati batas 2,5 persen," katanya di Jakarta, Jumat.
        
Bambang tidak menjelaskan secara rinci, kemungkinan pelebaran defisit anggaran tersebut berasal dari penerimaan pajak yang menurun dan peningkatan belanja pemerintah terutama subsidi energi yang selalu melampaui target tiap tahunnya.
        
Namun, ia memastikan pemerintah akan memotong belanja yang kurang penting dan tidak akan menambah utang baru untuk menutup pembiayaan, sebagai antisipasi terhadap pelebaran defisit anggaran pada 2014.  
   
"Menambah utang itu banyak risikonya, karena 'market' sudah punya persepsi, kita tadinya hanya mengeluarkan sekian, kalau dipaksakan terlalu banyak risikonya juga akan tinggi. Salah satu pengorbanannya nanti di belanja," ujarnya.
        
Dalam APBN 2014, pendapatan negara disepakati sebesar Rp1.667,1 triliun dan belanja negara senilai Rp1.842,5 triliun dengan defisit anggaran tercatat sebesar Rp175,4 triliun atau 1,69 persen terhadap PDB.
        
Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmany menambahkan penerimaan pajak diperkirakan tidak akan mencapai target yang ditetapkan dalam APBN 2014 sebesar Rp1.110,2 triliun, sehingga kemungkinan ada perubahan target pajak dalam APBN-Perubahan.
        
"Kita lihat asumsi makronya sudah banyak berubah, termasuk pertumbuhan ekonomi. Kalau pertumbuhan ekonomi lebih rendah, pajak akan lebih rendah. Ini 'overall' semua, PPh maupun PPN, karena terkait transaksi ekonomi," katanya.
        
Fuad tidak mau menyebutkan berapa potensi penurunan penerimaan pajak, termasuk target pajak terbaru dalam APBN-Perubahan, karena masih dalam kajian Kementerian Keuangan dan belum dilakukan pembahasan dengan DPR.
        
"Saya tidak mau mendahului menteri keuangan, karena ini nanti akan ada hubungan dengan berapa budget pengeluaran yang akan dipotong," katanya.
        
Menurut rencana, pemerintah segera mengajukan APBN-Perubahan 2014 seusai pemilu legislatif, karena beberapa asumsi makro dalam APBN seperti nilai tukar rupiah dan lifting migas sudah tidak sesuai dengan perkiraan (outlook) hingga akhir tahun.
        
Berdasarkan perkiraan Kementerian Keuangan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS rata-rata sepanjang tahun akan berada pada kisaran Rp11.500-Rp12.000 per dolar AS atau lebih tinggi dari asumsi dalam APBN sebesar Rp10.500 per dolar AS.
        
Sementara lifting minyak rata-rata hanya berada pada kisaran 800.000-830.000 barel per hari sepanjang 2014 atau lebih rendah dari asumsi 870.000 barel, karena produksi tahunan yang diperkirakan makin menurun.
        
Lifting gas juga diperkirakan hanya berada pada kisaran 1.200 ribu-1.225 ribu barel per hari setara minyak, dibandingkan asumsi dalam APBN 2014 sebesar 1.240 ribu barel per hari setara minyak.
        
Namun asumsi makro lainnya masih dalam perkiraan pemerintah sepanjang tahun, yaitu pertumbuhan ekonomi 5,8-6,0 persen, inflasi 5,4-5,7 persen, suku bunga SPN 3 bulan 5,5-6,0 persen dan harga ICP minyak 103-105 dolar AS per barel.
        
Dalam APBN 2014, asumsi makro untuk pertumbuhan ekonomi ditetapkan sebesar 6,0 persen, inflasi 5,5 persen, suku bunga SPN 3 bulan 5,5 persen dan harga ICP minyak 105 dolar AS per barel.