Surabaya (ANTARA Sumsel) - Sebanyak 30 karya "poetry photography" atau
foto-foto yang berpuisi oleh seniman Arik S Wartono dipamerkan di Galeri
Seni "House of Sampoerna" (HoS) Surabaya pada 14 Februari hingga 16
Maret.
"Semoga ini dapat menginspirasi para fotografer
lain, khususnya fotografer muda, untuk lebih kreatif dalam mengembangkan
dunia fotografi," kata seniman 'poetry photography' asal Gresik itu di
Surabaya, Kamis.
Di sela-sela persiapan pameran, seniman
kelahiran Gresik pada 14 Oktober 1974 itu mengatakan 30 foto yang
dipamerkan dengan tema "Pagi Segala Musim" itu terbagi dalam lima
subjudul.
"Kelima subjudul adalah Pagi, Senja, Malam,
Hujan, dan Luruh, yang masing-masing dilengkapi dengan puisi," kata
pendiri Padepokan Seni DAUN di Gresik itu.
Misalnya,
potret setetes embun pada sebuah tangkai yang direspons dengan puisi
"Pagi Segala Musim (2)" yang bercerita tentang harapan kepada seseorang
agar memberikan dorongan semangat untuk memulai hari.
Ada
pula foto yang menggambarkan sekuntum bunga yang gugur di jalanan dan
direspons dengan puisi "Yang Luruh Diam-Diam" yang menceritakan
kerinduan seseorang pada orang yang dicintai.
"Ya,
semuanya merupakan sebuah pemaknaan hidup yang tidak selalu berjalan
mulus. Tidak jarang manusia dihadapkan pada kekecewaan, kemarahan,
maupun perasaan terluka, dan juga upaya untuk menjadi bahagia," katanya.
Arik
yang kesehariannya banyak dihabiskan untuk memotret, melukis, dan
menulis puisi itu mengaku dirinya memulai memotret sejak tahun 1994 dan
karya-karya foto itu lebih dulu dikenal publik daripada puisinya.
Bahkan,
foto-foto hasil bidikan Arik telah diterbitkan dalam beberapa buku
fotografi di Jepang, Amerika Serikat, dan media fotografi internasional.
"Ada
juga yang digunakan untuk media kampanye lingkungan dan hak asasi
manusia oleh PBB," kata Arik yang telah berpameran tunggal fotografi di
dalam maupun luar negeri.
Seniman yang merasa bukan
sastrawan dan tidak pernah mengirim karya puisinya di media cetak itu
mengungkapkan "Pagi Segala Musim" adalah buku kumpulan puisi pertamanya.
"Itu
pun karena beberapa sahabat mendesak untuk membukukan puisi-puisi yang
saya publikasikan untuk bersenang-senang di sebuah media sosial,"
katanya.
Bahkan, beberapa kelompok sastra telah
menerbitkan puisi-puisinya dalam buku kumpulan puisi, termasuk buku
"Bebas Melata Mesra Serumpun" karya penulis dari Indonesia, Malaysia,
dan Singapura.
Saat ini, Arik sedang menyiapkan dua buku
puisi berikutnya yakni "Dongeng Negeri Cerobong" (100 puisi, 100 foto)
dan "Teratai Majapahit" (buku puisi dan foto tentang jejak peninggalan
kebesaran Majapahit).
"Dalam pameran selama hampir sebulan
itu juga ada Bedah Buku dan Diskusi Poetry Photography dengan Arik dan
Leonowens SP selaku narasumber di HoS pada 16 Februari 2014 pukul 13.30
WIB," kata Manajer Museum 'HoS' Rani Anggraini.
Leonowens
SP adalah seorang sastrawan dunia yang karya-karyanya seperti puisi,
prosa liris, dan esai telah diapreasiasi masyarakat luas, termasuk
beberapa penghargaan bergengsi, di antaranya pemegang rekor dunia yang
disahkan oleh lembaga Recordsetter dan Universal Record Database yang
berbasis di New York, Amerika Serikat
Karya foto berpuisi dipamerkan di Galeri HoS Surabaya
...Semoga ini dapat menginspirasi para fotografer lain, khususnya fotografer muda, untuk lebih kreatif dalam mengembangkan dunia fotografi...