Survei LSI tak bisa dijadikan patokan

id survei lsi, tak bisa dijadikan patokan, lsi, lembaga survei, tidak murni

Survei LSI tak bisa dijadikan patokan

Ilustrasi - Lembaga survei. (Foto Antarasumsel.com/13/Susilawati)

...Rilis Lingkaran Survei Indonesia tidak bisa dijadikan patokan karena lembaga ini bukan lembaga survei independen murni...
Jakarta (ANTARA Sumsel) - Partai Demokrat menilai survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia tidak bisa dijadikan patokan karena diragukan independensinya dalam mengukur tingkat elektabilitas dan kinerja partai di masyarakat.
       
"Rilis Lingkaran Survei Indonesia  tidak bisa dijadikan patokan karena lembaga ini bukan lembaga survei independen murni," kata juru bicara Partai Demokrat Ikhsan Modjo di Jakarta, Senin.
      
Ikhsan Modjo menilai LSI  lebih sebagai corong kepentingan politik pemodal di belakang keberadaan lembaga survei tersebu. Dia juga mengingatkan LSI juga pernah mengumumkan hasil yang kurang lebih sama seperti ini di Pemilu 2009, tapi ternyata sama sekali salah.
       
"Sebaliknya berbekal survei yang dilakukan Partai Demokrat dan fakta 2009 bahwa hasil Lingkaran SI selalu bertolak belakang dengan kenyataan. Partai Demokrat justru lebih percaya diri menghadapi Pemilu Legislatif 2014," tegasnya.
       
Ikhsan menjelaskan beberapa survei yang dilakukan untuk konsumsi internal Partai Demokrat menunjukkan  peningkatan dan perbaikaan elektabilitas, walau belum sesuai yang mereka harapkan.
       
Menurut dia, para kader Demokrat juga terbukti lebih banyak yang turun ke lapangan dan bekerja secara tekun dan tanpa henti menggarap "akar rumput"ketimbang partai lain.
       
Selain itu Ikhsan menegaskan kader partainya tetap fokus melaksanakan kerja partai tanpa terpengaruh hasil survei yang diumumkan beberapa lembaga.
       
"Kader-kader Demokrat tetap fokus pada kerja partai dan tidak terpengaruh survei," ujarnya.
   
    Rendah
  
Sebelumnya rsiaran pers tentang hasil riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan kekuatan Demokrat akan berakhir pada Pemilu 2014 karena elektabilitas partai itu hanya 4,7 persen dan kandidat capresnya rendah.
       
"Dahlan Iskan hanya memperoleh dukungan 2,5 persen, Pramono Edhie Wibowo 2,1 persen, Marzuki Alie dua persen, dan delapan nama capres konvensi lainnya hanya memperoleh dukungan di bawah dua persen," ujar Peneliti LSI, Adjie Alfaraby di Jakarta, Minggu (2/2).
       
Adjie mengatakan menurunnya elektabilitas Demokrat sejak akhir 2011 karena sejumlah kader elitnya terseret kasus korupsi sehingga partai itu dipramalkansulit naik ke papan atas pada pemilu-pemilu selanjutnya.
       
Sementara itu Partai Golkar dan PDI Perjuangan kini kokoh sebagai calon pemenang pesta demokrasi mendatang.
       
"Dua partai ini konsisten di posisi satu dan dua. Jadi, kemungkinan pemerintahan 2014 adalah pemerintahan Golkar atau PDIP," ujarnya.
       
Golkar mendapatkan suara responden sebesar 18, 3 persen, PDI Perjuangan dengan 18,2 persen, Gerindra 8,7 persen, Demokrat 4,7 persen, Hanura 4 persen. Sementara itu PKB 3,7 persen, PPP 3,6 persen, PAN 3,3 persen, PKS 2,2 persen, Nasdem dua persen, PBB 0,7 persen, dan PKPI 0,5 persen.
       
Riset ini dilakukan sejak 6-16 Januari 2014 dengan 1.200 responden di 33 provinsi menggunakan metode multistage random sampling bersifat kuantitatif dan tingkat kesalahan atau margin of error ditaksir 2,9 persen.