Bangunan pasar tradisional Desa Durian terbengkalai

id pasar, pasar tradisional terbengkalai

Bangunan pasar tradisional Desa Durian terbengkalai

Los pasar tradisional Desa Durian, Kabupaten OKU terbengkalai (Foto: antarasumsel.com/14/E Permana)

Baturaja (ANTARA Sumsel) - Bangunan pasar tradisional di Desa Durian, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan yang pengerjaannya  pada 2010, sekarang terbengkalai tidak dimanfaatkan pedagang, karena sepi calon pembeli.

Menurut Kepala Urusan Pemerintahan Desa Durian, Herman Mulyadi saat ditemui Senin  bahwa sejak pembangunan pada tahun 2010 hanya beberapa hari ditempati pedagang untuk berjualan, setelah itu tidak lagi dimanfaatkan, karena sepi pembeli.

Menurut dia, penyebabnya bukan hanya jauh dari pemukiman dan jalan raya, namun kurangnya pembeli yang mendatangi pasar atau kalangan (yang diadakan sekali sepekan-red) tersebut, sehingga sekarang menjadi terbengkalai dan tidak terawat.

“Kita juga tak bisa berbuat banyak, selain tempatnya jauh, pedagang juga bisa merugi jika berjualan di sana. Contohnya penjual makanan lebih laris jika berjualan di tempat asal karena posisinya berdekatan dengan sekolah dan jalan raya,”ujar Herman.

Para pedagang di pasar itu, saat ini kembali berjualan di tempat semula yakni di pinggir jalan raya yang dinilai lebih ramai dan banyak pembeli.

Sementara, sejumlah warga mengatakan bangunan yang kini telah berdiri banyak yang sudah mulai rusak dan tidak terurus, sehingga sangat disayangkan karena telah banyak menghabiskan anggaran.

Menurut warga, pembagunan pasar tersebut diduga tidak disurvei terlebih dahulu apakah akan ramai dikunjungi pembeli atau tidak.

Pantauan di lapangan, bangunan pasar Desa Durian kini tak berfungsi sama sekali dan dibiarkan terbengkalai hingga ditumbuhi rumput liar.

Posisi bangunan yang tidak strategis karena terletak di pinggir Sungai Ogan dan jauh dari jalan raya diduga menjadi penyebab sehingga para pedagang enggan berjualan di tempat tersebut.

Sementara, aktivitas pasar tradisional Desa Durian seminggu sekali tiap hari Senin, dan sekarang tetap berlangsung tetapi di lokasi lama bukan di bangunan pasar baru tersebut. (E Permana)